Dalam sebuah pekerjaan konstruksi mutu, waktu dan biaya merupakan tiga hal yang sangat diperhatikan. oleh karena itu untuk mendapatkan mutu pekerjaan yang berkualitas tinggi dapat dimulai dari pemilihan material yang akan digunakan. pada umumnya material yang dipilih ialah material dengan sumber terdekat dari lokasi pekerjaan sebab hal tersebut memungkinkan untuk mengefesienkan waktu pekerjaan serta mendapatkan biaya pekerjaan yang lebih ekonomis. Untuk saat ini gunung Lakera Bum merupakan salah satu gunung yang dimanfaatkan sebagai sumber agregat terbesar di Kab. Pinrang dan memiliki wilayah pengerukan yang terbilang luas. Maka berdasarkan penjelasan diatas kami hendak melakukan penilitian mengenai kelayakan material agregat dari gunung Lakera Kab. Pinrang. Pada penelitian ini batu pecah yang digunakan bersumber dari gunung Lakera Bum Kab. Pinrang yang bertujuan untuk mengetahui rancangan campuran serta karakteristik campuran Asphalt Concrete– Bearing Course (AC-BC) menggunakan batu pecah tersebut. Tahapan awal penelitian ini ialah menguji karakterstik batu pecah sesuai dengan Spesifikasi Umum Bina Marga Kementrian Pekerjaan Umum Edisi Tahun 2018 kemudian membuat rancangan campuran AC-BC dengan lima variasi kadar aspal untuk mendapatkan Kadar Aspal Optimum (KAO) dari campuran AC –BC yang kemudian digunakan pada pengujian marshall sisa setelah perendaman 24 jam pada suhu 60 ͦ C. Karakteristik yang terpenting pada campuran ini adalah stabilitas. Dari penelitian ini diperoleh hasil pengujian karakteristik campuran untuk lapis Asphalt Concrete– Bearing Course (AC-BC) seluruhnya memenuhi spesifikasi Umum Bina Marga Kementrian Pekerjaan Umum Edisi Tahun 2018 Adapun pada hasil analisis pengujian Marshall menghasilkan parameter yang sebagian besar telah memenuhi spesifikasi kecuali nilai VIM pada dua variasi aspal tertinggi yaitu variasi 6,5% dan 7%, nilai Flow pada variasi akadar aspal 6%, 6,5% dan 7%, serta nilai rasio l.200 dengan kadar aspal efektif pada variasi aspal 5%. Sedangkan pada hasil analisis pengujian Marshall sisa menggunakan Kadar Aspal Optimum (KAO) yakni 5,5% seluruh nilai VIM yang diperoleh tidak memenuhi spesifikasi.