Gardu induk merupakan salah satu sub sistem dari penyaluran tenaga listrik dari pembangkit ke beban-beban. Berdasarkan konstruksi dan jenis isolasi yang digunakan ada 2 jenis gardu induk yang ada di Indonesia yaitu Gardu Induk Konvensional dan GIS (Gas Insulated Substation). Trafo tenaga merupakan salah satu peralatan utama dan vital yang harus dilindungi dari gangguan disetiap gardu induk. Jumlah jenis gangguan pada GIS dan Gardu Induk Konvensional tentu memiliki perbedaan termasuk pada GIS dan Gardu Induk Konvensional Bontoala. Selain itu, keandalan/keberhasilan suatu sistem proteksi trafo tenaga suatu gardu induk untuk mengamankan gangguan harus selalu dijaga diatas 90 % agar tidak terjadi kerusakan pada alat demi tersalurkannya listrik yang berkualitas ke konsumen. Laporan ini ditujukan untuk mengetahui jumlah gangguan dan kinerja sistem proteksi pada tarfo tenaga GIS dan Gardu Induk Konvensional 150 kV Bontoala dari tahun 2012-2017 menggunakan metode observasi atau pengamatan secara langsung serta metode wawancara dengan berkomunikasi dan berkonsultasi dengan pegawai yang berkaitan dengan alat tersebut. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu jumlah gangguan yang terjadi pada trafo tenaga GIS sebanyak 4 gangguan sedangkan pada trafo tenaga Gardu Induk Konvensional sebanyak 7 gangguan. Adapun untuk sistem proteksi trafo tenaga GIS dan Gardu Induk Konvensional, keduanya memiliki tingkat keberhasilan mengamankan gangguan sebesar 100%.