Tercemarnya air dapat mengakibatkan dampak yang merugikan bagi lingkungan. Air limbah domestik merupakan air limbah yang paling sering dijumpai. Keberadaan amoniak berlebih dalam air dapat mengganggu ekosistem perairan dan sangat beracun bagi hampir semua organisme. Oleh karena itu, upaya untuk pencegahan dalam menurunkan konsentrasi amoniak dalam air perlu dilakukan untuk menjaga ekosistem lingkungan perairan tetap stabil. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan cara fitoremediasi.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh eceng gondok dalam menyerap kadar amoniak pada limbah cair domestik serta waktu optimum yang dibutuhkan dalam proses fitoremediasi. Penelitian ini menggunakan eceng gondok dengan variasi 3, 5, 7, 9 dan 12 rumpun dalam 10 L limbah cair domestik. Kemudian dilakukan pengontakan selama 5 x 24 jam. Kadar amoniak diukur pada setiap waktu kontak 4 jam, 12 jam, 1 x 24 jam, 2 x 24 jam, 3 x 24 jam, 4 x 24 jam dan 5 x 24 jam. Metode uji untuk penentuan kadar amoniak ini dengan menggunakan spektrofotometer secara fenat pada panjang gelombang (λ) 640 nm (SNI 06-6989.30-2005).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar amoniak dengan kadar awal 13,221 ppm menjadi ≤ 1 (kurang dari 1) ppm untuk setiap variasi dengan waktu penyerapan optimum terjadi pada waktu kontak 4 x 24 jam. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan tanaman eceng gondok mampu menurunkan kadar amoniak dalam air limbah dan telah memenuhi baku mutu kelayakan amoniak yang berada di dalam air limbah sehingga diharapkan agar masyarakat dapat memanfaatkan tanaman eceng gondok sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi pencemaran air di lingkungan sekitar