Annisa and Annisa Syamsuddin (2024) Optimasi Larutan NaCl pada Pembuatan Biokoagulan dari Biji Pepaya (Carica papaya L.) dan Biji Kelor (Moringa oleifera). Diploma thesis, Politeknik Negeri ujung Pandang.
Optimasi Larutan NaCl pada Pembuatan Biokoagulan dari Biji Pepaya (Carica papaya L.) dan Biji Kelor (Moringa oleifera).pdf - Published Version
Download (4MB)
Abstract
Proses koagulasi adalah salah satu cara untuk mengolah air limbah agar air yang dibuang ke lingkungan tidak terlalu berbahaya bagi perairan, yang pada prosesnya dapat menggunakan bahan koagulan baik yang sintesis seperti PAC dan tawas atau dengan koagulan alami. Koagulan alami yang digunakan umumnya berasal dari biji tanaman. Biji-bijian pada prinsipnya mengandung protein yang berperan sebagai biokoagulan. Adapun biokoagulan yang digunakan untuk mengurangi unsur pencemaran air dalam koagulasi-flokulasi adalah biji pepaya dan biji kelor. Efektivitas koagulasi meningkat apabila menggunakan koagulan yang diekstrak. Ekstraksi protein dari koagulan alami umumnya menggunakan larutan garam NaCl.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan NaCl yang paling efektif sebagai pelarut dan menentukan efektivitas antara biokoagulan biji pepaya dan biji kelor. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan ekstraksi biji pepaya dan biji kelor menggunakan pelarut NaCl dengan variasi konsentrasi 0,5M; 1M; 1,5M; dan 2M. Penelitian ini menggunakan pengadukan cepat 200 rpm selama 4 menit, pengadukan lambat 50 rpm selama 30 menit dan sedimentasi selama 1 jam dengan pemberian dosis biokoagulan 80 mL ekstrak/300 mL sampel. Penentuan konsentrasi optimum dilihat dari %efektivitas kedua biokoagulan pada pengaplikasian air limbah pabrik tahu terhadap penurunan Total Suspendid Solid (TSS) menggunakan metode gravimetri, Chemical Oxygen Demand (COD) menggunakan metode refluks terbuka, dan kekeruhan menggunakan alat turbidimeter.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa konsentrasi larutan NaCl yang optimum sebagai pelarut biokoagulan biji pepaya (Carica papaya L.) dan biji kelor (Moringa oleifera) yaitu larutan NaCl dengan konsentrasi 1M. Kandungan sampel awal air limbah tahu untuk parameter TSS yaitu 2472 mg/L, Kekeruhan yaitu 803,5 NTU dan COD yaitu 20.736 mg/L O2. Biokoagulan biji pepaya dan biokoagulan biji kelor dapat menurunkan parameter TSS sebanyak 33,41% dan 68,38%, pada penurunan kekeruhan sebanyak 79,03% dan 71.56% serta pada penurunan COD sebanyak 25,93% dan 66,67%. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa biokoagulan yang paling efektif dalam menurunkan parameter TSS, COD dan kekeruhan pada pengaplikasian air limbah pabrik tahu ialah biokoagulan biji kelor (Moringa oleifera).
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | T Technology > T Technology (General) T Technology > TP Chemical technology |
Divisions: | Jurusan Kimia > D4 Teknologi Kimia Industri |
Depositing User: | B.J.H Library PNUP |
Date Deposited: | 27 Dec 2024 00:57 |
Last Modified: | 27 Dec 2024 00:57 |
URI: | https://repository.poliupg.ac.id/id/eprint/10983 |