Semen yang menjadi pengikat antara agregat dan air, menjadi bahan utama dalam produksi beton. Dalam produksi setiap ton semen portland melepaskan hampir setiap satu ton CO2 ke atmosfer. Dengan hal ini produksi semen secara terus-menerus akan mengganggu keseimbangan lingkungan dan merusak sumber daya alam. Namun kenyataannya kadar maskimum semen 241 kg/m3, emisi CO2 maksimal 292 kg/m3 sulit mendapatkan kuat tekan beton 30 MPa. Oleh karena itu, digunakan alternatif penambahan Ground Granulated Blast Furnace Slag (GGBFS) dan Silica Fume (SF) untuk mencapai target tersebut.

Penelitian ini dilakukan menggunakan metode rancangan campuran beton dalam metode ACI (American Concrete Institute) yang tertuang dalam SNI 03-2834-2000. Sampel yang dibuat adalah silinder dengan ukuran 10 x 20 cm untuk uji kuat tekan dan balok dengan ukuran 10 x 10 x 40 cm untuk uji kuat lentur. Sampel yang dibuat mamiliki 2 variasi yaitu variasi A GGBFS dan variasi B GGBFS+SF. Dengan lama perendaman 7, 14, dan 28 hari. Adapun komposisi persentase GGBFS dan SF yang kami gunakan yaitu untuk variasi A menggunakan 50% GGBFS dan untuk variasi B menggunakan 90% GGBFS dan 10% SF.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terjadi perkembangan kuat tekan pada sampel A GGBFS dan B GGBFS+SF pada umur 7 ke 28 hari perendaman. Kuat tekan yang diperoleh pada sampel variasi A GGBFS yaitu 30.78 MPa, untuk sampel variasi B GGBFS+SF yaitu 26.66 MPa. Maka, Mineral Addmixture yang efektif digunakan dalam menerapkan Produksi Green Concrete adalah GGBFS. Namun, pada aspek ketahanan terhadap Sulfat variasi B GGBFS+SF lebih efektif.