Perawatan adalah perlakuan terhadap beton setelah dibongkar dari bekisting, kondisi perawatan di lapangan berbeda dengan perawatan di laboratorium sehingga akan mempengaruhi kuat tekan beton. Dalam kaitan ini diadakan, penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode perawatan di laboratorium dengan metode perawatan di lapangan. Penelitian ini dilakukan dengan membuat sampel silinder beton diameter 10 cm dan tinggi 20 cm. Jumlah sampel masing-masing 20 buah setiap variasi.
Perawatan benda uji terbagi atas tiga variasi yaitu metode perawatan laboratorium perendaman (RE) dengan merendam sampel sampai umur 7 hari dan 28 hari, metode perawatan lapangan penyiraman (SI) dengan meyiram sampel selama 7 hari di waktu yang sama, dan metode perawatan lapangan curing compound (CP) dengan melapisi compound (memran) Antisol E-125 setelah dibuka dari cetakan, kemudian sampel beton diuji pada umur 7 hari dan 28 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kuat tekan rata-rata dari umur 7 hari ke 28 hari pada perawatan perendaman (RE) yaitu sebesar 91,58%, perawatan penyiraman (SI) sebesar 61,91%, dan perawatan curing compound (CP) sebesar 36,24%. Dari ketiga metode perawatan yang dilakukan, perawatan lapangan curing compound (CP) unggul di umur 7, sedangkan metode perawatan lapangan SI dan CP mengalami penurunan di bandingkan metode perawatan laboratorium RE di umur 28 hari.