Bahan baku merupakan komponen yang utama dalam menjalankan kegiatan produksi perusahaan. Kesalahan dalam mengatur penggunaan bahan baku dapat mengakibatkan pembengkakan biaya penyimpanan dan biaya pemesanan. Sebaliknya jika perusahaan kekurangan persediaan bahan baku akan menyebabkan proses produksi perusahaan terkendala. Farel Aluminium belum menentukan waktu pembelian bahan baku aluminium yang dilakukan untuk mengisi persediaan sehingga perusahaan melakukan pembelian berkali-kali dalam 1 periode yang mengakibatkan terjadinya pemborosan biaya pemesanan. Hal tersebut merupakan indikasi tidak tepatnya dalam proses pengendalian bahan baku, baik jumlah maupun waktu pengadaan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk melakukan pengendalian bahan baku produk lemari pada Farel Aluminium selama Tahun 2022.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam kegiatan ini adalah analisis dokumen, sedangkan analisis data dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif, dan tipe kegiatan dilakukan dengan penelitian lapangan dengan cara mendatangi langsung usaha Farel Aluminium untuk melakukan pengamatan langsung pada objek.
Berdasarkan hasil dan deskripsi perusahaan harus melakukan pembelian bahan baku sebanyak 981 meter setiap kali pesan dengan frekuensi pemesanan 3 kali dalam 1 tahun. Persediaan akan habis dalam waktu 120 hari dan dilakukan pemesanan kembali pada hari ke 118 atau 2 hari sebelum persediaan habis, yaitu pada saat bahan baku aluminium mencapai titik reorder point sebesar 36 meter. Jika dalam waktu 2 hari terjadi keterlambatan atas pemesanan bahan baku tersebut, tersedia safety stock sebesar 22 meter. Dengan diterapkannya metode EOQ pada Farel Aluminium, perusahaan akan mampu meminimumkan biaya persediaan bahan baku sebesar Rp1.843.852,00 dalam 1 kali pemesanan atau sebesar Rp5.531.556,00 dalam 1 tahun untuk bahan aluminium