Perolehan laba yang maksimal menjadi salah satu tujuan dari setiap usaha. Mendapatkan laba yang maksimal sering menjadi ukuran kesuksesan suatu usaha dan merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengembangkan usaha yang sedang dijalankan. Laba yang maksimal akan tercapai apabila volume penjualan dapat ditingkatkan dan mengurangi penggunaan biaya selama proses menjalankan usaha. Oleh karena itu, diperlukan alternatif yang dapat diterapkan oleh pelaku usaha. Salah satunya melakukan metode perencanaan laba dengan menggunakan analisis Break Even Point (BEP). Demikian pula halnya pada UD Karya Multazam, sebuah usaha yang bergerak di bidang manufaktur. Usaha ini membutuhkan perencanaan laba karena dalam setiap bulannya volume aktivitas perusahaan berfluktuasi sesuai dengan permintaan pelanggan sehingga kecenderungan laba yang diperoleh juga berbeda untuk setiap bulannya.
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan perencanaan laba pada produk yang telah terjual berdasarkan pesanan, yaitu kusen, pintu, jendela, kursi, meja, dan lemari pada UD Karya Multazam. Teknik yang digunakan penulis untuk memperoleh data yang dibutuhkan adalah teknik analisis dokumen. Data yang diperoleh dari perusahaan kemudian diolah sesuai dengan masalah pada kegiatan ini dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif.
Berdasarkan hasil dan deskripsi kegiatan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa untuk mencapai BEP UD Karya Multazam harus melakukan penjualan produk sebanyak 481 unit atau sebesar Rp403.880.935,90. Selain itu, untuk meningkatkan laba dari tahun 2022 sebesar 30%, UD Karya Multazam harus melakukan penjualan sebanyak 1.342 unit atau setara dengan penjualan sebesar Rp1.126.384.269,00.