Industri semen merupakan bagian dari pemerataan pembangunan infrastuktur yang memperkokoh perekonomian di Indonesia. Penjualan semen terus mengalami peningkatan namun tidak sebanding dengan kenaikan laba bersihnya akibat peningkatan beban keuangan dari kenaikan harga batu bara yang menjadi bahan bakar produksi dan kondisi oversupply pada industri semen di Indonesia. Hal tersebut mengancam produksi semen nasional sehingga berdampak pada penilaian prestasi kinerja dan eksistensi perusahaan. Faktor kinerja keuangan yang akan menjadi pertimbangan bagi investor dalam menanamkan modal investasinya.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan kinerja keuangan pada perusahaan sub-sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2022. Penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan menganalisis data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan sub-sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel yang digunakan yaitu Current Ratio (CR), Debt to Asset Ratio (DAR), Return on Asset (ROA), dan Total Asset Turnover (TATO). Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan uji One-Way Anova untuk membandingkan kinerja keuangan perusahaan tahun 2018-2022. Selain itu, uji Beda Paired Sample t-Test digunakan untuk menguji perbedaan kinerja keuangan sebelum dan setelah kenaikan harga batu bara tahun 2021-2022.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kinerja keuangan CR, DAR, dan TATO tahun 2018-2022, sedangkan rasio ROA tidak memiliki perbedaan signifikan. Rasio CR, DAR, ROA, dan TATO menunjukkan kinerja perusahaan sub-sektor semen dalam keadaan kurang baik. Selain itu, uji Beda Paired Sample t-Test juga menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dalam kinerja keuangan TATO sebelum dan setelah kenaikan harga batu bara. Sedangkan kinerja keuangan CR, DAR, dan ROA menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan.