(Daniel Jaya Perdana S, Lisa Rodman, dan Randy Aprizal R), Modul Praktek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (Aksan, ST, MT dan Nirwan A. Noor, SST).
Seiring perkembangan zaman, pemanfaatan gelombang elektromagnet oleh manusia semakin sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan perkembangan pemahaman tentang gelombang ini sendiri. Cahaya matahari yang merupakan pancaran gelombang elektromagnet adalah salah satu contoh dari sekian banyak bentuk energi yang dapat kita rasakan di bumi dan telah kita manfaatkan sumber dayanya berabad-abad. Indonesia sendiri, sebuah negara yang dilewati oleh garis khatulistiwa dan menerima panas matahari yang lebih banyak daripada negara lain, mempunyai potensial yang sangat besar untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya sebagai alternatif batubara dan diesel sebagai pengganti bahan bakar fosil yang bersih, tidak berpolusi, aman dan persediaannya tidak terbatas.
Perancangan modul praktek pembangkit listrik tenaga surya ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akan penggunaan listrik yang semakin mahal. Alat pembangkit ini mempunyai kapasitas maksimal sampai 550 volt ac. Dalam alat pembangkit ini terdiri dari beberapa komponen utama yang saling terkait diantaranya yaitu modul solar cell, regulator, aki dan inverter.
Meningkatnya nilai suatu daya sangat bergantung pada keadaan cuaca, jika keadaan cuaca cerah maka arus pun akan naik begitupula dengan dayanya. Tetapi jika keadaan cuaca mendung maka aruspun bisa mencapai titik terendah yaitu 0.2 Ampere sehingga grafiknyapun akan terlihat menurun.

Kata kunci: Cahaya matahari, sel surya, energi listrik.