Kebutuhan energi listrik semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan perkembangan teknologi. Peningkatan juga dipicu oleh laju pertumbuhan kebutuhan energi sebesar 6,86% setiap tahunnya. Kebutuhan energi di Indonesia sebagian besar berasal dari energi fosil atau konvensional yang memiliki keterbatasan dan tidak ramah lingkungan yang syarat akan emisi. Oleh karena itu, perlu adanya alternatif energi terbarukan dan ramah lingkungan.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah suatu sistem pembangkit listrik yang memanfaatkan radiasi matahari menjadi energi listrik menggunakan modul surya yang termasuk dalam energi hijau sehingga menjadi suatu pembangkit yang terbarukan dan merupakan salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan listrik yang ramah lingkungan. PLTS pada dasarnya adalah pencatu daya (perangkat yang menyuplai tenaga listrik ke suatu beban listrik) yang dirancang untuk menyuplai kebutuhan energi listrik mulai dari skala kecil maupun besar, baik secara Off-Grid maupun On-Grid yang terhubung jaringan PLN serta secara Hybrid (dikombinasi dengan sumber energi listrik lain). Dan Salah satu daerah yang berpotensi dilakukan Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Hybrid Untuk Tower BTS Rooftop di Pasar Palakka Kabupaten Bone yang memiliki lokasi dengan tingkat radiasi matahari sebesar 5.91 kWh/m2/hari.
Pada perencanaan ini menggunakan analisis kuantitatif dan software simulasi untuk mendesain sistem PLTS menggunakan PVsyst 7.3 serta software Homer Pro yang akan digunakan untuk mengetahui biaya produksi energi listrik yang dihasilkan. Dengan total kebutuhan energi per hari 74472 Wh/day dan panel surya yang digunakan tipe Monocrystalline dengan kapasitas panel surya 550 Wp sebanyak 27 unit. Baterai sebanyak 10 unit dan inverter hybrid sebanyak 1 unit. sehingga diperoleh biaya investasi awal dari hasil perhitungan numerik sebesar Rp 303.691.550 dengan nilai NPV Rp 62.148.591 bernilai positif dan IRR 11.62%. Pada simulasi PVsyst biaya investasi awal sebesar Rp 303.691.546 dengan nilai NPV Rp 135.816.021 bernilai positif dan IRR 12.07% sedangkan pada software Homer Pro biaya investasi awal sebesar Rp 303.691.550 dengan nilai NPV Rp 421.470.600 dan nilai IRR 36.2%. Sehingga perencanaan PLTS ini dikatakan layak, karena NPV bernilai positif (>0), dan nilai IRR lebih tinggi dari suku bunga dan pengembalian modal investasi yang kurang dari masa proyek 25 tahun.