Penerapan sistem layanan kesehatan harus mengutamakan keselamatan pasien melalui penerapan praktik manajemen risiko di rumah sakit, yang pada akhirnya dapat memitigasi terjadinya insiden atau peristiwa yang tidak diinginkan. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis berbagai risiko terkait rekam medis dan kolektor di Rumah Sakit Daerah (RSKD) Dadi Kota Makassar. Penelitian ini berfokus pada pengembangan proses manajemen risiko. Penyusunan manajemen risiko pada penelitian ini mengikuti pedoman yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2019. Metodologi penelitian menggabungkan pendekatan deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data merupakan kombinasi metode, antara lain menyebarkan kuesioner kepada pasien, melakukan observasi, wawancara, dan telaah dokumen. Proses manajemen risiko dimulai dengan mengidentifikasi akar penyebab risiko. Selanjutnya, penilaian risiko dilakukan berdasarkan kemungkinan dan potensi dampaknya. Rekomendasi mitigasi risiko kemudian dirumuskan dan diprioritaskan untuk diimplementasikan. Hasil penelitian mengungkapkan sebanyak 28 risiko yang teridentifikasi, dengan 15 risiko terkait dengan bagian rekam medis, enam risiko terkait dengan bagian kolektor, dan tujuh risiko terkait dengan bagian K3 (yang menggabungkan rekam medis dan kolektor). Tujuh risiko dikategorikan sebagai risiko prioritas dan ditangani dengan langkah-langkah implementasi yang ditujukan untuk mengurangi potensi dampaknya. Namun, perlu dicatat bahwa tujuh risiko yang diprioritaskan ini tidak sepenuhnya terselesaikan sesuai dengan rencana awal.