Penggunaan metode IRI tidak dapat menggambarkan kondisi kerusakan jalan secara keseluruhan karena hanya mencatat nilai kerataan permukaan jalan yang dilewati oleh kendaraan yang menunjukkan tingkat kenyamanan bagi pengguna jalan, sedangkan metode PCI menggambarkan nilai struktural dari suatu perkerasan jalan secara keseluruhan, namun pelaksanaannya membutuhkan waktu yang lama. Dengan adanya kelebihan dan kekurangan dari kedua metode tersebut, maka dibutuhkan hubungan antara nilai ketidakrataan jalan dengan nilai kerusakan permukaan jalan. Sehingga hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi jalan secara efektif dan efesien. Dalam penelitian ini, survei pengukuran ketidakrataan jalan menggunakan aplikasi Roadroid sedangkan indeks kondisi jalan diperoleh dari hasil pengukuran dan penilaian secara visual dan langsung di lapangan. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan rata-rata nilai PCI didapatkan 94 dengan kondisi sempurna untuk arah Makassar dan 83 dengan kondisi sangat baik untuk arah Maros. Sedangkan nilai IRI sebesar 3.34 dengan kondisi baik untuk arah Makassar dan 3.28 dengan kondisi baik. Hasil analisis korelasi adalah -0,757 untuk arah Makassar dan -0,770 untuk arah Maros yang menunjukkan korelasi berlawanan arah. Untuk penanganan jalan dilakukan tindakan pemeliharaan rutin berupa microsurfacing dan diperoleh rencana anggaran biaya lebih ekonomis bila menggunakan data PCI dibanding data IRI dan hubungan PCI dan IRI, hal ini disebabkan bahwa jalan yang tidak rata belum tentu jalan yang rusak.

Kata Kunci: Kerusakan Jalan, Ketidakrataan Jalan, Pavement Condition Index (PCI), International Roughness Index (IRI), Pemeliharaan Jalan

Hubungan Nilai Kerusakan dengan Nilai Ketidakrataan Jalan Untuk Pemeliharaan Ruas Jalan Nasional di Kota Makassar (Studi Kasus Jalan Perintis Kemerdekaan) STA 0+000-STA 10+850