Pasar modal Indonesia saat ini sedang mengalami perkembangan yang sangat baik ditandai dengan adanya dua jenis instrumen saham yaitu konvensional dan syariah. Hal ini menjadi daya tarik investor lokal dan investor asing untuk berinvestasi saham di pasar modal Indonesia. Namun investor juga perlu memperhatikan kondisi makroekonomi dalam hal ini inflasi, nilai tukar dan suku bunga.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak inflasi, nilai tukar, dan suku bunga terhadap return saham konvensional dan syariah di IDX80. Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data bulanan yang terdiri dari variabel independen (Inflasi, Nilai Tukar, dan Suku Bunga) dan variabel dependen (Return Saham Konvensional dan Saham Syariah di IDX80). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan purposive sampling. Data tersebut dianalisis dengan dengan dua tahap regresi. Regresi tahap pertama untuk melihat dampak variabel independen terhadap variabel dependen. Tahap kedua untuk membentuk model fundamental yang berkaitan dengan inflasi, nilai tukar dan suku bunga.
Hasil regresi tahap pertama dalam penelitian ini menunjukkan bahwa inflasi, nilai tukar, dan suku bunga berpengaruh secara simultan terhadap return saham-saham konvensional dan syariah di indeks IDX80 periode Januari 2020 sampai dengan Desember 2022. Dan dari ketiga variabel independen yang berpengaruh secara parsial terhadap return saham konvensional dan retun saham syariah hanya variabel nilai tukar. Selanjutnya hasil regresi tahap kedua dalam penelitian ini menunjukkan bahwa yang dijadikan sebagai model fundamental dalam pengambilan keputusan investasi dari ketiga variabel independen adalah variabel nilai tukar. Hal ini dikarenakan hanya variabel nilai tukar yang berpengaruh secara parsial terhadap return saham konvensional dan syariah. Oleh karena itu model fundamental yang dibangun menggunakan single factor model. Hasil dari perhitungan single factor model adalah keputusan beli atau tahan ketika saham tersebut undervalued dan keputusan jual ketika saham dikategorikan overvalued.