Aluk rambu solo’ merupakan salah satu adat upacara pemakaman masyarakat suku Toraja. Pada umumnya Aluk Rambu Solo’ dilakukan secara besar-besaran sehingga membutuhkan biaya yang sangat besar. Dalam adat ini terdapat kebiasaan masyarakat Toraja yaitu memberikan sumbangan sebagai simbol belasungkawa yang kemudian dianggap sebagai beban moral sehingga wajib untuk dikembalikan. Fenomena yang terjadi belum adanya sistem pencatatan yang memadai dan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang dilakukan oleh para panitia upacara adat pemakaman Aluk Rambu Solo’ ini. Tujuan kegiatan ini untuk mengetahui sistem pengakuan kewajiban pada upacara adat pemakaman Aluk Rambu Solo’.
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode wawancara dengan mengajukan pertanyaan kepada pihak-pihak yang berwenang dalam upacara adat pemakaman Aluk Rambu Solo’ untuk memperoleh informasi mengenai pengakuan kewajiban.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pengakuan kewajiban dalam acara Aluk Rambu Solo’ itu terjadi ketika kerabat yang ikut merasakan duka yang sama itu membawakan Tangkean kepada keluarga yang mengadakan acara Aluk Rambu Solo’. Pengukuran dan penilaian kewajiban dalam Aluk Rambu Solo’ itu mempunyai ciri khas tersendiri. Suatu kewajiban itu dinilai berdasarkan jenis dan ukuran dari Tangkean dari si pemberi. Pengembalian atas Tangkean tersebut tidak memliki jangka waktu yang ditentukan sehingga pengembaliannya ini tidak bisa diperkirakan karena kita tidak tahu kapan kerabat tersebut akan mengalami atau mengadakan acara Aluk Rambu Solo’.