Manajemen risiko merupakan suatu proses yang diperlukan oleh perusahaan untuk dapat mengidentifikasi risiko sedini mungkin serta dapat meminimalisir impact atas risiko dengan cara pengelolaan terhadap risiko. Risiko operasional khususnya dalam industri pengembang dan operator jalan tol memerlukan pengelolaan risiko karena industri tersebut berpotensi memiliki risiko yang tinggi. Hal ini dikarenakan peningkatan volume kendaraan yang terbilang cukup besar memiliki pengaruh terhadap aktivitas lalu lintas di Indonesia termasuk jalan tol. Perusahaan pengelola jalan tol diberi tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan jasa angkutan jalan tol yang wajib beroperasi dengan standar pelayanan minimum sehingga, diperlukan manajemen risiko pada perusahaan pengelola jalan tol untuk memenuhi tugas dan wewenang tersebut.
Pada penelitian ini dilakukan proses manajemen risiko terhadap operasional jalan tol yaitu PT Makassar Metro Network dan PT Jalan Tol Seksi Empat dengan menggunakan ISO 31000:2018 yang terdiri dari penetapan konteks, identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, dan pengelolaan risiko. Analisis risiko dilakukan untuk mengetahui tingkatan risiko dengan menggunakan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA).
Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa terdapat 15 risiko kritis yang mana 2 diantaranya dimiliki oleh departemen operasional, 2 dimiliki oleh departemen maintenance and engineering dan 11 lainnya dimiliki oleh departemen supporting yang memerlukan pengelolaan lebih lanjut. Kemudian, dari hasil Fault Tree Analysis (FTA) ditemukan akar permasalahan atau basic event dari intermediate event. Setelah basic event dari risiko kritis yang ada ditemukan maka selanjutnya dibuatkan preventive action plan untuk menangani risiko kritis tersebut. Penelitian ini memberikan kontribusi bagi mitigasi risiko operasional pada PT Makassar Metro Network dan PT Jalan Tol Seksi Empat dan pengembangan teori di bidang manajemen risiko.