Pada tahun 2019 penanggulangan penyakit malaria di Provinsi Sulawesi Selatan menggunakan dana yang bersumber dari APBN, APBD, dan GF ATM Komponen Malaria. Berdasarkan anggaran dari semua sumber pendanaan diketahui adanya double mata anggaran pada beberapa kegiatan, sehingga menimbulkan potensi terjadinya double funding dan pemborosan dana hibah yang akan menyebabkan instansi kehilangan sumber daya yang seharusnya dapat digunakan dalam proses pencapaian tujuan instansi.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi pelaksanaan setiap bagian pada GF ATM Komponen Malaria Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu analisis data dengan mengumpulkan dan mendeskripsikan data non angka untuk kemudian dibandingkan dengan teori yang ada untuk selanjutnya memperoleh kejelasan hasil yang akan dijadikan kesimpulan dan saran. Tahapan dalam melakukan audit manajemen diawali dengan Survei Pendahuluan, Review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen, Audit Terinci dan Pelaporan Hasil Audit. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan analisis dokumen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 2 (dua) bagian pada GF ATM Komponen Malaria Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan yakni Bagian Keuangan dan Bagian Administrasi secara keseluruhan telah berjalan dengan baik namun belum terlaksana secara efektif dan efisien. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa pertama, tidak dilakukannya pengecekan dari semua sumber pendanaan sebelum melakukan pembayaran kegiatan sehingga terjadi double funding pada Kegiatan Penyelidikan Epidemiologi. Kedua, dana hibah dari GF ATM masih menjadi dana utama. Ketiga, pengelolaan logistik malaria yang tidak sesuai standar. Keempat, adanya beberapa aktivitas yang dilakukan yang tidak sesuai dengan SOP. Kelima, kurangnya kedisiplinan staf. Keenam, tidak ada pemisahan tugas yang jelas staf di Bagian Keuangan. Ketujuh, belum ada SOP yang terdokumentasi secara tertulis pada Bagian Administrasi.