PT PLN (Persero) menanggapi pertumbuhan pesat Industri dan Bisnis di wilayah UP3 Makassar Selatan dengan mengimplementasikan Sistem AMR (Automatic Meter Reading) untuk meningkatkan pelayanan dan akurasi pengukuran secara real-time. Hingga Januari 2023, terdapat 3.365 pelanggan pascabayar AMR. Meskipun AMR memiliki keunggulan seperti pembacaan meter real-time, sistem ini tidak terlepas dari potensi gangguan. Pada Januari 2023, terdapat 327 pelanggan mengalami gangguan sistem AMR. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi penyimpangan pemakaian energi pelanggan AMR secara dini, mencari energi yang tidak terukur oleh kWh meter, dan mengestimasi kerugian PT PLN (Persero). Metode yang digunakan yaitu studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Proses identifikasi gangguan pelanggan AMR melibatkan pengecekan berkala melalui aplikasi AMICON+. Apabila meter tidak terbaca pada sistem, pihak PLN akan melakukan pengecekan lapangan dan melakukan perbaikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan perbaikan, perhitungan energi listrik yang terukur pada 81 sampel data pelanggan yakni 193,063 kWh dan setelah perbaikan, terdapat energi listrik sebesar 18.313,04 kWh yang tidak terukur oleh kWh meter selama terjadinya ganggaun pada sistem AMR pelanggan, dengan perkiraan kerugian mencapai Rp. 26.473.994. Analisis kerugian melibatkan faktor seperti tegangan rata-rata, arus rata-rata, dan Cos phi, yang dikalikan dengan durasi gangguan.
Kata kunci : Sistem Automatic Meter Reading (AMR), gangguan sistem AMR, pengukuran energi