ISAK 35 merupakan standar keuangan akuntansi yang mengatur tentang penyajian laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba. Gereja adalah salah satu bentuk organisasi nonlaba yang harus menyusun laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Saat ini, pelaporan keuangan Gereja menjadi penting karena bertambah banyaknya kegiatan operasional gereja yang perlu dilakukan baik kegiatan operasional di dalam maupun diluar gereja. Penelitian ini bertujuan menyusun laporan keuangan pada Gereja Toraja Jemaat Ba’ba-Ba’ba berdasarkan ISAK 35 agar menghasilkan laporan keuangan yang lebih akuntabel. Adanya pencatatan yang sesuai ISAK 35 mampu mencatat detail sumber daya dari gereja tersebut, sehingga masyarakat tidak hanya mengetahui kas masuk dan kas keluar, namun juga mengetahui aset-aset dari gereja tersebut.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan dokumentasi yang menganalisis terkait dokumen dan catatan transaksi-transaksi penerimaan dan pengeluaran, serta catatan atas aset yang dimiliki gereja. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan ada lima laporan yang telah disusun berdasarkan ISAK 35 yaitu Laporan Penghasilan Komprehensif dengan niai defisit sebesar Rp48,567,500.00, Laporan Perubahan Aset Neto menunjukkan total aset neto sebesar Rp789,336,667.00, Laporan Posisi Keuangan menunjukkan total aset dan total kewajiban dan aset neto sebesar Rp789,336,667.00, Laporan Arus Kas menghasilkan penurunan kas sebesar Rp15,030,000,00 sehingga menghasilkan saldo akhir kas yaitu Rp420,000,00. dan yang terakhir adalah Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK).