Kepulauan Tanimbar yang berada di wilayah kepulauan Maluku merupakan provinsi dengan jumlah pedesaan dan daerah terpencil yang sangat banyak dimana memiliki daerah berupa wilayah kepulauan. Pembangkit listrik terbanyak berasal dari pembangkit diesel, yang menjadi sangat mahal dengan rumit adalah masalah logistik dan dampak terhadap lingkungan. Salah satu unit pembangkitnya yaitu PLTD Wunlah berada di Kabupaten Kepulauan Tanimbar yang melayani 7 (tujuh) desa, dan 1.330 pelanggan. Skripsi ini bertujuan untuk menganalisa kelayakan pembangkit hibrid generator diesel dengan solar photovoltaic (PV) dengan sistem penyimpanan energi baterai (BESS).

Metodologi ini menggunakan tools atau alat bantu software Homer untuk melakukan perhitungan biaya untuk mengevaluasi dan menemukan sistem yang paling sesuai dengan pengurangan biaya yang optimal pada suatu waktu. Pengkajian terdiri dari potensi matahari, evaluasi awal konsumsi listrik dan generator diesel, kemungkinan opsi hibrid dengan penetrasi energi terbarukan yang berbeda, biaya pembangkitan sistem yang ada dengan sistem hibrid, dan biaya modal untuk sistem hibrid. Metode ini meperhitungkan aspek terhadap kelayakan operasi maupun kelayakan secara finansial. Dari hasil Analisa sensitifitas yang dilakukan menunjukan bahwa pembangunan PLTS Hybrid Wunlah kapasitas 960 kWp layak dari sisi NPC & LCOE sedangkan IRR untuk base case, case 3 dan case 4 berada di bawah discount rate sebesar 9,24%. Jika terjadi kenaikan investasi PLTS sebesar 10% dan penurunan Biaya BBM sebesar 10% proyek ini layak dari sisi NPC dan LCOE.

Kata kunci: Homer, hibrid, energi terbarukan,