ABSTRAK
Sesuai dengan Pasal 33 UUD 1945, BUMN merupakan salah satu penggerak utama perekonomian nasional. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, BUMN, swasta dan koperasi melaksanakan peran saling mendukung berdasarkan demokrasi ekonomi. Keberadaan BUMN selama ini telah memberikan kontribusi yang besar kepada negara. Namun, pada kuartal 2 tahun 2020 BUMN bidang konstruksi menunjukkan terjadinya penurunan perolehan laba bersih. Dengan hal tersebut, maka BUMN termasuk BUMN bidang konstruksi harus menjaga kesehatan keuangannya agar bisa mendapatkan laba dan tidak terjadi kerugian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesehatan keuangan BUMN bidang konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2019-2021 berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 serta mengetahui mekanisme penerapan dari hasil perhitungan tersebut sebagai early warning system. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan dan menggunakan teknik analisis regresi logistik ordinal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan Keputusan Menteri BUMN No. KEP-100/MBU/2002 keempat BUMN bidang konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2019-2021 cenderung memiliki penilaian kesehatan dengan kategori “kurang sehat” serta indikator yang mempengaruhi early warning system adalah ROE, cash ratio, current ratio, CP, dan PP.