Meningkatnya persaingan di industri perhotelan serta dampak COVID-19 membuat penurunan bisnis pariwisata dan perjalanan berdampak khusunya di sektor perhotelan, hal tersebut mengharuskan manajemen perusahaan mampu mengelola seluruh aktivitas yang ada dalam perusahaan secara efektif dan efisien.
Penerapan manajemen berbasis aktivitas (Activity Based Management) digunakan untuk mendukung pengelolaan aktivitas yang baik sehingga efisiensi biaya dapat dicapai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas yang tergolong tidak bernilai tambah dan besaran biaya yang dapat dihemat setelah aktivitas tersebut dieliminasi.
Penelitian ini merupakan tipe penelitian lapangan (field research). Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kualitatif untuk menganalisis aktivitas-aktivitas yang terjadi. Penelitian ini mengidentifikasi aktivitas pada departemen Housekeeping, front office dan departemen food & beverage kemudian mengklasifikasikannya ke dalam dua kategori, yaitu Value Added Activity dan Non Value Added Activity. Aktivitas yang tergolong Non Value Added Activity kemudian akan dieliminasi lalu diberikan tawaran inovasi untuk aktivitas yang dihapus tersebut agar tidak mengurangi tingkat kepuasan pelanggan dan tidak mengganggu operasional hotel.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan manajemen berbasis aktivitas (Activity Based Management) dapat mengidentifikasi aktivitas Non Value Added Activity yang terjadi dalam hotel Harper Perintis Makassar yaitu mencuci seragam karyawan, administrasi housekeeping, inspeksi kamar dan public area, administrasi dan management F&B dan inspeksi restoran. Besaran biaya yang dapat diefisienkan oleh hotel Harper Perintis Makassar setelah pengeliminasian aktivitas tersebut adalah sebesar Rp 78.509.135,27 selama setahun.