(Johannes Sandy dan Marliani Lading),“Perlakuan Awal dengan Hidotermal pada Pembuatan Bioetanol dari Rumput laut”. (Pembimbing I: Octovianus SR Pasanda, ST,MT Pembimbing II: M. Badai. ST, MT)

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam sumberdaya hayati. Salah satu diantaranya budidaya rumput laut. Meningkatnya penggunaan etanol sebagai bahan bakar alternative meningkatkan permintaan akan bahan bakunya, seperti rumput laut.Rumput laut mempunyai kandungan selulosa yang cukup tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan baku penghasil etanol.
Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu: persiapan bahan baku, preatreatment yang dilakukan dengan perlakuan hydrotermal dan fermentasi, serta analisis hasil bioetanol. Perlakuan hydrotermal yang diberikan sekitar 120^( 0 )C dengan variasi waktu 10, 20, 30 menit sedangkan proses fermentasi dilakukan dengan menggunakan Clostridium acetobutylicum. Adapun proses fermentasi dilakukan dengan variasi waktu yaitu 24, 48, 72, 96, 120, 168, dan 240 jam dengan larutan buffer pH 4,6 (asam asetat) dengan penambahan inokulum 10%. Hasil yang diperoleh kemudian dianalisa melalui pengujian kadar gula reduksi dan kadar bioetanol.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa waktu pretreatment terbaik adalah dengan waktu 30 menit dengan kadar gula 15,5%. Pada proses fermentasi didapatkan waktu fermentasi terbaik bagi Clostrdium acetobutyicum adalah 240 jam dalam mengubah glukosa menjadi bioetanol. Pada penentuan kadar etanol menggunakan GC diperoleh kadar tertinggi sebesar 0.33 %.