Herman, Herman (2012) Optimasi Proses Hidrolisis Dan Fermentasi Pada Pembuatan Bioetanol Dari Tandan Kosong Kelapa Sawit. Diploma thesis, Politeknik Negeri Ujung Pandang.
HERMAN_331 09 035_OPTIMASI PROSES HIDROLISIS DAN FERMENTASI_PADA PEMBUATAN BIOETANOL DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only
Download (2MB)
Abstract
Ketergantungan terhadap bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batu bara menjadi masalah besar dan perlu solusi yang mendesak.Terbatasnya sumber energi fosil menyebabkan perlunya pengembangan energi alternatif. Bioetanol merupakan salah satu sumber energi alternatif yang dapat dibuat dari biomassa. Salah satu biomassa yang bersumber dari limbah kelapa sawit berupa Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) yang banyak mengandung haloselulosa. Komponen holoselulosa ini dapat dihidrolisis sehingga menghasilkan glukosa yang dapat difermentasi menjadi bioetanol. Penelitian ini bertujuan membuat bioetanol dari TKKS melalui metode hidrolisis asam encer pada temperatur tinggi dan dilanjutkan dengan fermentasi.
Pada penelitian ini dilakukan metode hidrolisis asam encer dengan menggunakan asam sulfat 0,5%. Proses hidrolisis dilakukan optimasi temperatur tahap I dan tahap II untuk mendapatkan temperatur optimum berdasarkan jumlah gula yang dihasilkan. Tahap I dilakukan dengan empat variabel yaitu 180, 190, 195 dan 200oC dan pada tahap II dilakukan lima variabel yaitu 210, 220, 225, 230 dan 235oC. Setelah diperoleh temperatur optimum hidrolisis tahap I dan tahap II, selajutnya kondisi ini dipakai untuk menentukan perbandingan TKKS dengan larutan asam sulfat yang paling optimal dalam menghasilkan gula, dalam hal ini jumlah TKKS dibuat tetap yakni 100 gram dan penambahan asam sulfat 0,5% divariasikan berturut-turut 400, 500, 600, 700 dan 800 ml. Gula yang dihasilkan dari tahap optimasi ini difermentasi menggunakan ragi Sacharomyces cerevisiae dengan variasi waktu dari 1, 2, 12, 18, 24, 48, 72, 96, 120, 144 dan 168 jam. Selanjutnya hasil fermentasi dianalisis untuk menentukan waktu fermentasi yang optimal berdasarkan kadar bioetanol yang dihasilkan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi optimum hidrolisis tahap I adalah temperatur 195oC dengan % recovery gula 9,4836% dan tahap II pada temperatur 230oC dengan % recovery gula 1,9677%, dengan perbandingan pereaksi 1 bagian TKKS dan 6 bagian larutan asam sulfat 0,5%. Proses selanjutnya adalah fermentasi menggunakan ragi Sacharomyces cerevisiae dengan waktu fermentasi optimum selama 144 jam dengan kadar bioetanol 12,21%.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | T Technology > TP Chemical technology |
Divisions: | Jurusan Kimia > D3 Teknik Kimia |
Depositing User: | Rahmawati S.Sos |
Date Deposited: | 30 Apr 2024 04:10 |
Last Modified: | 30 Apr 2024 04:10 |
URI: | https://repository.poliupg.ac.id/id/eprint/8917 |