(Syahruni Syahriar), Analisis Spesifikasi Solar di PT. Pertamina RU V Balikpapan, (Pembimbing I : Ir. Irwan Sofia, M.Si, dan Pembimbing II : Rahmiah, S.T.).

Proses pengolahan minyak bumi untuk mendapatkan produk bahan bakar solar di kilang Pertamina RU V Balikpapan dilakukan melalui proses distilasi atmosfer, distilasi vakum dan proses hydrocracker. Produk komponen solar dari tiap unit akan dilakukan proses blending pada tanki berpengaduk. Pada unit CDU (crude distillation unit), minyak bumi dipisahkan menjadi fraksi gas, naphta, kerosin, gas oil dan long residu. Fraksi gas oil yaitu LGO (light gas oil) dan HGO (heavy gas oil) yang mempunyai titik didih 250-350 0C, fraksi ini akan diperoleh pada tray 32-33 untuk LGO dan HGO pada tray 43-44. Pada unit HVU (high vacuum unit) umpan nya adalah long residu. Proses yang terjadi pada HVU sama dengan yang terjadi pada CDU. Pada HVU produk yang dihasilkan pada proses ini yaitu LVGO (light vacuum gas oil), HVGO (heavy vacuum gas oil) dan LSWR (low sulfur wax residu). HVGO menjadi umpan pada Hydrocracker Unibon. Produk dari unit ini akan menghasilkan kurang lebih 26 % berupa kerosene dan 46 % diesel dan sisanya naphta serta LPG.
Tugas khusus yang dilakukan adalah membandingkan karakteristik sampel solar I dengan sampel solar II yang diberikan oleh pembimbing, dengan melakukan analisis meliputi : colour, specific gravity, density, pour point, distilasi, copper strip corrosion, flash point, total acid number, water content, sediment content, viskositas, ash content, carbon residu conradson, serta cetane index. Berdasarkan analisis di laboratorium Pertamina RU V diketahui bahwa sampel solar I mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan yang ditentukan oleh Dirjen Migas (on spec). Hasil analisis berturut-turut : warna skala 1, density 0.844 Kg/m3, pour point 9 0C, distilasi 365 0C, copper strip corrosion NO.1, flash point 71 0C, total acid number 0.2 mgKOH/g, water content 76.61 ppm, sediment content 0.01 %wt, viskositas 4.25 mm2/sec, ash content 0.01 %wt, carbon residu conradson 0.02 %wt, dan cetane index 56. Sedangkan untuk sampel solar II didapatkan hasil off spec, karena hasil analisis flash point adalah 530C, nilai ini tidak sesuai dengan spesifikasi Dirjen Migas yaitu untuk nilai flash point minimum 550C.