Musyarrafah, Musyarrafah (2008) Pemanfaatan Minyak Temulawak sebagai Aditif dalam Pembuatan Pasta Gigi. Diploma thesis, Politeknik Negeri Ujung Pandang.
MUSYARRAFAH_05 33 002_PEMANFAATAN MINYAK TEMULAWAK SEBAGAI ZAT ADITIF DALAM PEMBUATAN PASTA GIGI.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only
Download (1MB)
Abstract
(Musyarrafah), Pemanfaatan Minyak Temulawak sebagai Aditif dalam Pembuatan Pasta Gigi, Makassar ( Pembimbing I: Octovianus. SR. Pasanda, S.T., M.T. Dan Pembimbing II: Ir. Swastanti Brotowati, M.Si.)
12345Temulawak merupakan salah satu jenis tumbuhan yang mudah ditemukan di daerah tropis. Tanaman ini mengandung minyak atsiri yang mempunyai rasa yang tajam dan bau khas aromatik. Salah satu komponen dari minyak atsiri temulawak adalah xanthorrizol yang bermanfaat sebagai anti bakteri (mencegah plak pada gigi).
12345Pada penelitian ini minyak temulawak yang mengandung xanthorrizol dimanfaatkan sebagai zat aktif dalam pembuatan pasta gigi. Minyak temulawak diekstraksi dengan metode maserasi dan metode refluks. Hasil ekstrak temulawak dari kedua metode tersebut selanjutnya dievaporasi pada pada suhu 500C untuk menguapkan pelarutnya. Hasil yang berupa emulsi minyak diekstraksi dengan pelarut etil asetat dan dilanjutkan dengan distilasi fraksionasi pada tekanan rendah untuk menguapkan etil asetat. Minyak yang diperoleh sebagai residu distilasi fraksionasi selanjutnya ditambahkan CaCl2 anhidrat untuk menyerap air yang masih tersisa pada minyak tersebut. Minyak yang diperoleh dari proses ekstraksi ini merupakan minyak temulawak yang banyak mengandung xanthorrhizol dimanfaatkan sebagai aditif dalam pembuatan pasta gigi dengan memvariasikan konsentrasi minyak temulawak yaitu 0,5%; 0,6%; 0,7% dan 0,8% (b/b). Variasi konsentrasi dilakukan guna menentukan konsentrasi berapa yang paling baik digunakan sebagai aditif pada pembuatan pasta gigi untuk menghambat aktifitas bakteri Streptococcus mutans.
12345Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ekstraksi yang paling baik digunakan untuk memperoleh minyak temulawak yang maksimal adalah metode maserasi dengan persen yield sebesar 6,5% sedangkan metode refluks menghasilkan minyak temulawak dengan persen yield sebesar 2,7%. Ditinjau dari jumlah koloni bakteri yang masih hidup sampai pada menit ketiga menunjukkan bahwa makin tinggi konsentrasi minyak temulawak dalam pasta gigi semakin cepat daya hambatnya terhadap bakteri Streptococcus mutans, bahkan pada konsentrasi 0,8% dapat menghentikan aktifitas atau membunuh bakteri Streptococcus mutans dalam waktu tiga menit.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | T Technology > TP Chemical technology |
Divisions: | Jurusan Kimia > D3 Teknik Kimia |
Depositing User: | Rahmawati S.Sos |
Date Deposited: | 14 Mar 2024 06:23 |
Last Modified: | 14 Mar 2024 06:23 |
URI: | https://repository.poliupg.ac.id/id/eprint/8783 |