Pendidikan menjadi salah satu tolak ukur dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat dan berperan sangat penting dalam membangun dan membentuk manusia yang berkualitas. salah satu strategi yang dilakukan pemerintah untuk meninggkatkan kualitas Pendidikan di Indonesia yaitu dengan melakukan pendekatan teknologi (Warsihna, 2013). Perkembangan teknologi sekarang ini semakin cepat seiring dengan kebutuhan masyarakat akan layanan internet. Perkembangan teknologi yang sangat pesat bisa dimanfaatkan seperti halnya untuk membantu di dunia pendidikan. Di dunia pendidikan, salah satu peran teknologi yaitu melakukan otomatisasi dan melakukan perubahan – perubahan terhadap suatu tugas atau proses (Diskominfo, 2020). Indonesia memiliki sistem pendidikan formal yang umumnya bersifat wajib sebagai bentuk upaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk menyikapi kemajuan teknologi yang terus berkembang, dengan teknologi E-Service dapat dirancang sebuah sistem yang nantinya bisa mempermudah aktivitas sekolah. E-Service adalah istilah yang digunakan oleh layanan elektronik yang memanfaatkan perkembangan layanan teknologi dan komunikasi untuk mempermudah suatu pekerjaan (Pratiwi, 2013).
E-Service bisa dimanfaatkan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia salah satunya yaitu Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Asesmen nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran. Asesmen nasional menghasilkan informasi untuk memantau perkembangan mutu dari waktu ke waktu, dan kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan. Asesmen nasional tidak lagi dirancang untuk mengevaluasi capaian murid secara individu, akan tetapi untuk mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input, proses dan hasil. Inputan dari asesmen nasional diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar (Kemdikbud, 2021). Tetapi yang menjadi kendala adalah belum ada pemerataan sarana dan infrastruktur jaringan di Indonesia. Kemkominfo melaporkan pada tahun 2020 ada sekitar 9.113 daerah yang tidak terjangkau jaringan 4G, dan 3.435 daerah non tertinggal, terluar, terbelakang (3T) yang tidak terjangkau jaringan ini. jika ditotal, ada sekitar 12.548 daerah titik kosong di Indonesia. Salah satu faktor yang menjadi kendala dalam upaya pemerataan jaringan internet di Indonesa adalah letak geografisnya (CNN, 2020). Selain masalah jaringan, masalah lainnya yang menjadikan susahnya pelaksanaan asesmen nasional berbasis komputer adalah kurangnya fasilitas internet yang disediakan oleh sekolah (Ane, 2021). Oleh karena itu, ketersediaan aplikasi ANBK yang memenuhi kebutuhan dan stabil dalam keadaan koneksi internet yang kurang bagus sangat dibutuhkan untuk mengatasi kendala terhadap terbatasnya ketersediaan akses jaringan.