Sulawesi Selatan memiliki cadangan batubara yang tersebar di Kabupaten Pangkep, Sidrap, Enrekang, Sinjai, Bone, dan Maros. Batubara di daerah tersebut hingga saat ini belum dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai bahan bakar karena memiliki kandungan sulfur dan abu yang relatif tinggi. Kabupaten Maros sebagai objek penelitian, memiliki cadangan batubara yang kandungan sulfurnya mencapai 3,23% dan kandungan abunya mencapai 12,23%. Jika dibakar langsung batubara tersebut dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Dengan demikian penelitian ini bertujuan mengurangi kandungan sulfur dan abu pada batubara melalui desulfurisasi.
Dalam desulfurisasi, metode kimia dipilih dengan harapan selain kandungan sulfur pada batubara dapat diturunkan, kadar abunya juga ikut turun, sehingga nilai kalor batubara tersebut dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan. Dalam penelitian ini desulfurisasi dilakukan dengan menggunakan Larutan Natrium Hidroksida yang konsentrasinya divariasikan berturut-turut 5, 10, 15, dan 20% kemudian kadar sulfur dan kadar abunya dianalisis. Selanjutnya ditambahkan dengan Larutan Asam Hidroksida 10%. Selain itu waktu desulfurisasi juga divariasikan berturut-turut 2, 4, dan 8 jam.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi konsentrasi larutan Natrium Hidroksida 20% dan waktu reaksi 8 jam pada penambahan Asam Klorida 10% dengan suhu reaksi 800C—900C memberikan penurunan kadar sulfur paling besar yakni 55,83% dan kadar abu 77,11%. Kandungan sulfur turun dari 3,6% menjadi 1,59% dan kandungan abu turun dari 10,07% menjadi 3,45%.