Penjernihan air dari air baku menjadi air jernih merupakan salah satu bagian proses di PLTU, karena kebutuhan air yang tinggi untuk menghasilkan uap dan juga digunakan sebagai air pendingin untuk mesin-mesin operasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengolahan air secara umum dari air baku menjadi air proses.

Dalam penelitian ini dilakukan penentuan penggunaan koagulan-flokulan yang optimum dengan variasi konsentrasi koagulan (alum) dan flokulan (polyelectrolite) dengan menggunakan prinsip jart test dan analisanya dilakukan dengan menggunakan metode nefelometri (pengukuran kekeruhan). Hasil turbidity (FAU) terkecil merupakan hasil optimasi penggunaan koagulan-flokulan pada proses penjernihan air.

Penelitian ini menghasilkan nilai perbandingan konsentrasi koagulan-flokulan yang optimum pada konsentrasi koagulan (alum) 40 mg/l dan konsentrasi flokulan (polyelectrolite) 0,2 mg/l dengan hasil analisa turbidity sebesar 1 FAU pada tingkat kekeruhan 51 FAU. Pada tingkat kekeruhan yang bervariasi diperoleh hasil analisa turbidity sebesar 8 FAU dengan perbandingan konsentrasi alum : polyelectrolite sebesar 60 mg/l : 0,7 mg/l pada tingkat kekeruhan air baku 410 FAU. Pada tingkat kekeruhan 618 FAU diperoleh hasil analisa turbidity sebesar 7 FAU dengan perbandingan konsentrasi alum : polyelectrolite sebesar 70 mg/l : 0,8 mg/l dan pada tingkat kekeruhan 825 FAU diperoleh hasil analisa turbidity sebesar 6 FAU dengan perbandingan konsentrasi alum : polyelectrolite sebesar 80 mg/l : 0,9 mg/l.

Parameter-parameter air baku maupun air olahan hasil optimasi yang digunakan adalah Turbidity, pH, TDS, SS, dan Konduktivitas. Hasil analisa setelah proses optimasi koagulan-flokulan pada tingkat kekeruhan air baku 51 FAU adalah Turbidity 1 FAU; pH 7,06; TDS 140,3 mg/l; SS 2 mg/l; Konduktivitas 217,4 µS/cm.