Dwi Anjani M, Dwi Anjani M (2009) Penggunaan Minyak Temulawak sebagai Zat Anti Bakteri Streptococcus Mutans Pada Pembuatan Permen. Diploma thesis, Politeknik Negeri Ujung Pandang.
DWI ANJANI M_05 33 023_EKSTRAKSI MINYAK TEMULAWAK DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI ZAT ANTI BAKTERI STREPTOCOCCUS MUTANS PADA....pdf - Published Version
Restricted to Registered users only
Download (1MB)
Abstract
(Dwi Anjani M), Penggunaan Minyak Temulawak sebagai Zat Anti Bakteri Streptococcus Mutans Pada Pembuatan Permen, Makassar (Pembimbing I: Dra.Abigael Todingbua’, M.Si Dan Pembimbing II: Drs. Abdul Azis, M.T).
Temulawak merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun atau terna tahunan (perennial). Tanaman ini mempunyai daya adaptasi yang cukup luas di daerah tropis dengan habitat yang ternaung seperti hutan/padang rumput, dan semak belukar. Tanaman ini mengandung senyawa berwarna kuning golongan kurkuminoid dan minyak atsiri. Dan salah satu komponen dari minyak atsiri temulawak adalah Xanthorrizol yang bermanfaat sebagai anti bakteri penyebab plak dan karies pada gigi.
Pada penelitian ini minyak temulawak yang mengandung Xanthorrizol dimanfaatkan sebagai zat anti bakteri dalam pembuatan permen. Minyak temulawak diekstraksi dengan metode maserasi, hasil ekstrak temulawak selanjutnya didistilasi pada suhu 700 untuk menguapkan pelarutnya. Hasil yang berupa emulsi minyak diekstraksi dengan pelarut etil asetat dan dilanjutkan dengan distilasi fraksionasi pada tekanan rendah untuk menguapkan etil asetat. Minyak yang diperoleh sebagai residu selanjutnya ditambahkan CaCl2 anhidrat untuk menyerap air yang masih tersisa pada minyak tersebut. Minyak yang diperoleh dari proses ekstraksi ini dimanfaatkan sebagai zat anti bakteri pada pembuatan permen dengan memvariasikan konsentrasi minyak temulawak, yaitu 0,1; 0,15; 0,2; 0,25; dan 0,3%. Variasi konsentrasi dilakukan untuk menentukan konsentrasi berapa yang paling baik untuk mematikan bakteri Streptococcus Mutans.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi minyak temulawak dalam permen semakin cepat mematikan pertumbuhan bakteri Streptococcus Mutans. Pada konsentrasi minyak temulawak 0,1% pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans terhenti setelah menit ketiga, pada konsentrasi 0,15; 0,2; dan 0,25% pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans setelah menit kedua. Sedangkan pada konsentrasi 0,3% bakteri sudah tidak tumbuh mulai dari menit pertama.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | T Technology > TP Chemical technology |
Divisions: | Jurusan Kimia > D3 Teknik Kimia |
Depositing User: | Rahmawati S.Sos |
Date Deposited: | 06 Mar 2024 03:05 |
Last Modified: | 06 Mar 2024 03:05 |
URI: | https://repository.poliupg.ac.id/id/eprint/8715 |