Pandemi Covid-19 yang merebak secara global mengakibatkan beberapa permasalahan pada sektor dunia usaha, tak terkecuali pada perusahaan subsektor otomotif dan komponen. Salah satu dampaknya yaitu terjadi penurunan permintaan kendaraan maupun komponen kendaraan sehingga terjadi penurunan laba. Hal ini mengakibatkan adanya penurunan kinerja keuangan perusahaan. Adanya penurunan pada kinerja keuangan perusahaan akan mempengaruhi tingkat likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas, sehingga hal ini dianggap penting untuk dilakukan analisis agar keberlangsungan perusahaan berjalan lancar.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan atau tidak antara rasio keuangan likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas pada masa sebelum covid-19, masa saat covid-19, dan masa new normal. Data-data yang digunakan bersumber dari laporan keuangan perusahaan subsektor otomotif dan komponen yang telah dipublikasikan di BEI dari kuartal 1 tahun 2019 sampai kuartal 1 tahun 2022. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan dan uji beda statistik lebih dari dua sampel. Rasio keuangan yang digunakan yaitu rasio lancar, rasio total utang terhadap total ekuitas, dan rasio pengembalian atas ekuitas. Uji beda statistik yang digunakan yaitu one way anova untuk uji beda pada variabel profitabilitas dan kruskal wills untuk uji beda pada variabel likuiditas dan solvabilitas.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) variabel likuiditas terdapat perbedaan yang signifikan pada masa sebelum covid-19 dengan masa saat covid-19, dan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya semakin baik pada saat covid-19 dan semakin kurang baik pada masa new normal, serta ini masih rendah jika dibandingkan dengan standar industri, kecuali LPIN; 2)variabel solvabilitas tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada ketiga sub periode tersebut, dan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya semakin baik pada saat covid-19 dan masa new normal, serta ini masih rendah jika dibandingkan dengan standar industri; 3) variabel profitabilitas tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada ketiga sub periode dan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba semakin kurang baik pada saat covid-19 dan semakin baik pada masa new normal, namun ini masih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata industri.