Adanya anomali berupa arus atau tegangan yang tidak terukur tentu akan merugikan PLN sebagai penyedia energi listrik, karena apabila energi listrik yang telah didistribusikan tidak sesuai dengan yang terukur pada meter pelanggan, maka akan ada sejumlah energi listrik yang tidak tertagih ke pelanggan. Selain itu, apabila terjadi gangguan yang menyebabkan suplai energi listrik tidak sampai ke pelanggan sebagaimana mestinya, tentu akan mengakibatkan losses pada pendapatan PLN dan mutu pelayanan ke pelanggan tidak maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis anomali pengukuran energi listrik pelanggan melalui pemantauan sistem AMR dan menentukan besar kerugian dari anomali pengukuran energi listrik pelanggan. Metode yang digunakan berupa analisis deskriptif dan kuantitatif. Perhitungan besar kerugian menggunakan GUI MATLAB. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa anomali pembacaan energi listrik pelanggan berupa tegangan dan arus listrik yang tidak terukur atau tidak stabil seringkali disebabkan oleh koneksi sambungan kabel yang tidak terpasang dengan baik atau adanya kerusakan pada terminal kWh meter sehingga penggunaan energi listrik pelanggan tidak terukur dengan normal. Berdasarkan hasil perhitungan kerugian dari anomali energi listrik pelanggan, pada pelanggan HEANGTY NIO diperoleh 6,443kWh dengan biaya sebesar Rp. 10.949,93; TSEL BTS UPD 180 264,896 kWh dengan biaya sebesar Rp. 382.694,78; KANWIL DEP PERTANIAN 757,818 kWh dengan biaya sebesar Rp. 1.094.819,08; HORTIPARK MOI DIN PER TPH 134,849 kWh dengan biaya
sebesar Rp. 194.816,13.

Kata kunci : AMR, Anomali energi listrik, GUI MATLAB