PLTA Balambano dibangun pada tahun 1995 di Kecamatan Wasuponda, Desa Balambano, Kabupaten Luwu Timur dan mulai beroperasi pada tahun 1998. Terdapat 2 unit turbin dengan type Francis Vertical Shaft yang masing-masing unit mempunyai kapasitas daya terpasang 55 MW. Berdasarkan latar belakang, maka didapatkan sebuah rumusan masalah untuk penelitian ini, yaitu tingkat keandalan PLTA Balambano berdasarkan nilai Equivalent Availability Factor (EAF), Equivalent Forced Outage Rate (EFOR), Net Capacity Factor (NCF) dan Biaya Produksi. Tujuan penelitian dari skripsi ini adalah untuk mengetahui tingkat keandalan dan total biaya produksi pada PLTA Balambano PT. Vale Indonesia, Tbk.
Metode yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan melakukan pengambilan data melalui observasi lapangan, interview/wawancara serta melakukan studi literatur yang berhubungan dengan penelitian pada PLTA Balambano PT. Vale Indonesia, Tbk.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai Equivalent Availability Factor (EAF) pada periode tahun 2019 adalah sebesar 99%, periode tahun 2020 sebesar 98% dan periode tahun 2021 sebesar 92% kemudian nilai Equivalent Forced Outage Rate (EFOR) pada periode tahun 2019 sebesar 1%, periode tahun 2020 sebesar 0% dan periode tahun 2021 sebesar 1%. Selanjutnya nilai Net Capacity Factor (NCF) pada unit 1 dan unit 2 periode tahun 2019 menunjukkan nilai sebesar 78,7% dan 77,6% dengan Capacity Factor (CF) 78,4% dan 77,3%, periode tahun 2020 sebesar 80,5% dan 73,3% dengan Capacity Factor (CF) 77,2% dan 73,6%, serta periode tahun 2021 sebesar 72,4% dan 75,2% dengan Capacity Factor (CF) 72,6% dan 75,5%. Kemudian nilai total biaya produksi hasil penelitian ini pada periode tahun 2019 yaitu sebesar Rp. 572/kWh, periode tahun 2020 sebesar Rp. 583/kWh dan periode tahun 2021 sebesar Rp. 666/kWh, sehingga dapat disimpulkan bahwa PLTA Balambano dapat dikatakan handal dalam memproduksi energi.