Aluk rambu solo’ merupakan salah satu adat masyarakat Toraja yaitu, serangkaian ritual penguburan yang dimaknai sebagai penyempurnaan kematian. Rambu solo’ membutuhkan biaya yang besar karena banyaknya persiapan yang perlu dilakukan, hewan kurban yang disiapkan keluarga, serta banyaknya masyarakat yang terlibat. Aluk rambu solo’ secara tidak langsung melahirkan praktik utang dan piutang dalam masyarat Toraja. Fenomena yang terjadi pencatatan utang sumbangan yang dilakukan keluarga masih sederhana tanpa acuan konsep pencatatan, dan piutang sumbangan tidak pernah dilakukan pencatatan hanya mengandalkan ingatan. Tujuan kegiatan ini untuk mengetahui pengakuan utang dan piutang dalam aluk rambu solo’ dan perancangan kartu utang dan kartu piutang yang disesuaikan dengan konsep aluk rambu solo’.
Metode yang digunakan dalam kegiatan adalah triangulasi sumber, yaitu pengambilan data dari berbagai sumber yang diperoleh dari Keluarga MA. Data berupa buku tamu kegiatan rambu solo’ tahun 2018 serta data piutang berdasarkan ingatan. Data-data diperoleh dengan teknik analisis dokumen, dan wawancara dengan beberapa narasumber.
Berdasarakan hasil dan deskripsi kegiatan diketahui bahwa total utang sumbangan Keluarga MA per September tahun 2021 adalah 20 utang dengan rincian, 19 utang hewan babi dan 1 utang uang tunai (amplop). Total piutang sumbangan Keluarga MA per September tahun 2021 adalah 6 sumbangan semuanya adalah utang hewan.