Penggunaan alat pengupas kulit biji mete telah dikenal oleh sebagian pelaku industri rumahan, tetapi alat pengupas biji mete tersebut masih dioperasikan secara manual. Sehingga menghasilakan skala produksi yang kecil dan menghasilkan biji mete yang tidak layak (hancur). Salah satu alat pengupas biji mete yang digunakan oleh pelaku industri rumahan ialah mata pisau dan pasak. Cara ini menghasilkan kacang mete yang berkualitas rendah dikarenakan biji mete tersebut hancur, yang menyebabkan kualitas dan harganya menurun. Pembuatan alat ini dilakukan untuk mengefisiensikan waktu dan menghasilkan biji mete yang layak dan tidak hancur. Alat ini dapat mempermudah, mempercepat, dan menjadikan solusi bagi para pelaku industri rumahan dalam hal mengupas biji mete. Berdasarkan hasil data pengujian yang telah dilakukan di 2 jenis jambu mete yaitu jambu mete yang sudah direndam dan yang sudah dikeringkan. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengupas biji mete yang direndam dengan kapasitas 2 kg jambu mete membutuhkan waktu 57,67 menit dengan jumlah biji mencapai 210 yang berisikan 175,33 biji yang layak dan 34,67 biji yang hancur, sedangkan untuk jambu mete yang dikeringkan dengan kapasitas 2 kg jambu mete membutuhkan waktu 57,33 menit dengan jumlah biji mencapai 210 yang berisikan 164,33 biji yang layak dan 45,67 biji yang hancur. seiring berjalannya waktu dalam proses produksi keterampilan menggunakan alat ini akan meningkat sehingga dapat menghasilkan kualitas biji mete yang layak, serta hasil kuantitas produksi yang lebih banyak.