(Nahda Fausiah Syukur) “Penentuan Titik Impas Sebagai Alat Perencanaan Laba pada CV FRESH Q Makassar” dengan Pembimbing Nurhilalia, S.E., M.Si. (Pembimbing I) dan Muh. Arsyad, S.E., M.Si., Ak. (Pembimbing II).
Tujuan utama setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatannya adalah untuk mencapai laba yang maksimal. Dalam usaha pencapaian tujuan tersebut pihak manajemen dituntut untuk memiliki kemampuan dan kejelian melihat kemungkinan dan kesempatan yang ada di masa yang akan datang. Oleh karena itu, tugas utama manajemen adalah membuat perencanaan yang baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Perencanaan merupakan ukuran untuk menilai berhasil atau tidaknya manajemen dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, manajemen dinilai sukses apabila mampu membuat perencanaan yang baik dan mencapai laba yang diinginkan. Salah satu dari bentuk perencanaan laba perusahaan adalah dengan menggunakan analisis titik impas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapakah penjualan perusahaan untuk mencapai break even point (BEP) dalam unit dan rupiah, serta menentukan titik margin of safety pada tahun 2009. Hasil dalam penelitian ini, yaitu: BEP akan tercapai pada tingkat penjualan 25.638 pack minuman jeruk atau sebesar Rp 461.484.000 dan 13.206 pack minuman jambu atau sebesar Rp. 198.105.000. Sedangkan margin of safety sebesar 12.353 pack atau 24,13%.
Tingkat penjualan yang harus dicapai jika diinginkan kenaikan laba sebesar 20% adalah minuman jeruk sebesar Rp 608.238.000 dengan volume penjualan 33.791 pack, dan minuman jambu sebesar Rp 261.105.000 dengan volume penjualan 17.407 pack. Dari hasil penulisan, penulis dapat memberikan saran bahwa sebaiknya perusahaan tetap melakukan analisis BEP sebagai alat perencanaan labanya.