Proses pengolahan bijih laterit menjadi nikel matte dengan metode proses pyrometallurgy secara garis besar terbagi dalam tiga tahap yaitu proses reduksi pada Reduction Kiln, proses peleburan pada Electric Furnace dan proses pemurniaan pada converter. Pada ujung keluaran Kiln dilakukan suatu proses sulfidasi yaitu proses penambahan liquid sulfur yang berfungsi untuk mengikat nikel dan besi reduksi agar tidak teroksidasi lagi dengan udara. Selain untuk hal diatas, penambahan sulfur berfungsi untuk memudahkan pada proses selanjutnya yakni proses peleburan dan pemurnian dan juga untuk memenuhi spesifikasi nikel matte yang diinginkan konsumen ( kandungan sulfur pada matte 18- 22%).
Beberapa parameter yang diamati untuk mengetahui pengendalian penambahan liquid sulfur yaitu dengan menganalisa pengaruh parameter operasi kiln terutama pada zona kalsinasi dan zona reduksi (pembentukan metal reduksi).
Pada reduction kiln terjadi kenaikan rasio penambahan liquid sulfur, tetapi fiksasi sulfur yang dihasilkan menurun yang berarti terjadi pemborosan pemakaian sulfur yang berakibat lebih banyak terbuang sebagai off gas. Oleh sebab itu, penambahan liquid sulfur perlu dikendalikan agar pemakaian sulfur seoptimal mungkin.
Berdasarkan pengamatan dan perhitungan data, pengendalian penambahan sulfur dapat dikontrol dengan meningkatkan temperatur TC2 pada 604oC sehingga terjadi penigkatan reduksi logam (Nikel dan Besi reduksi) dan fiksasi sulfur pada calcine.