Azizah Muliawati, Pemanfaatan sekam padi sebagai biosorben ion Cu2+ dan Zn2+, Makassar (pembimbing I :Drs Abdul Azis,MT .pembimbing II : Mahyati,ST. M.Si).
Meningkatnya kebutuhan hidup pada produk teknologi yang mengandung logam berat memicu bertambahnya beban lingkungan. Tembaga dan seng merupakan contoh logam yang banyak digunakan. Pencemaran logam tembaga berasal dari industri pertambangan, industri elektropleting, dan pencucian emas, sedangkan logam seng pencemarannya berasal dari industri pertambangan, penyepuham logam, pengikisan atap-atap rumah penduduk yang terbuat dari seng. Logam berat sulit didegradasi melalui reaksi kimia biasa maupun secara biologi, sehingga keberadaannya dalam jumlah yang melimpah menjadi ancaman serius bagi lingkungan. Biosorpsi merupakan metode pengambilan/pengikatan ion logam secara adsorpsi dengan memanfaatkan biomaterial. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kelayakan sekam padi sebagai biosorben logam tembaga dan seng dari air limbah.
Pada penelitian ini biomassa yang dipergunakan adalah sekam padi, yang diperoleh dari tempat penggilingan padi secara acak. Proses biosorpsi dilakukan dengan sistem bacth, dimana variasi yang dilakukan berupa variasi ukuran partikel (1,4; 0,633; 0,355; 0,200; dan 0,112 mm) variasi waktu kontak (30, 60, 90, 120, 150, dan 180 menit) dan variasi berat biomassa sekam padi (0,2; 0,4; 0,6; 0,8; dan 1 gram). Sekam padi setelah perendaman dengan larutan CuSO4 dan larutan Zn disaring kemudian dianalisa dengan AAS untuk mengetahui logam sisa dalam air limbah buatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin kecil ukuran partikel sekam padi semakin besar kemampuan biosorpsinya. Ukuran partikel 0,112 mm dapat mengadsorpsi logam tembaga 8,4855 ppm dan logam seng 1,5105 ppm dari konsentrasi awal larutan air limbah 10 ppm dengan waktu kontak 120 menit. Biosorben sekam padi dengan jumlah 1 g, mampu menyerap logam tembaga sebesar 9,7355 ppm dan logam seng sebesar 1,7490 ppm. Berat biosorben yang digunakan berbanding lurus dengan kemampuan biosorbsinya.