Kemacetan di wilayah perkotaan Sungguminasa memberikan dampak yang besar bagi pergerakan transportasi di Kabupaten Gowa, waktu tempuh yang dibutuhkan menjadi lebih lama dan tidak dapat diprediksi. Sebagai solusi untuk mengurangi kemacetan, Pemerintah Kabupaten Gowa membuat kebijakan yang dimuat dalan PERBUP. Gowa No. 6 tahun 2020 tentang Pengaturan Penggunaan Jaringan Jalan dan Gerakan Lalu Lintas di Daerah. Dalam pasal 8 ayat 2 butir c diberlakukan penggunaan jaringan jalan dengan sistem satu arah. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui Efektivitas Pemberlakuan Rekayasa Lalu Lintas Sistem Satu Arah di Sungguminasa Kabupaten Gowa. Ruas jalan yang ditinjau adalah Jl. KH. Wahid Hasyim, Jl. Masjid Raya dan Jl. Andi Mallombasang. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengambilan data lalu lintas sebelum sistem satu arah dan setelah sistem satu arah serta menyebarkan kuisioner kepada pengguna jalan untuk mengetahui presepsi pengguna jalan mengenai sistem satu arah. Analisis data lalu lintas menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 serta analisis kuisioner menggunakan aplikasi SPSS. Dari hasil analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa sistem satu arah ini dinilai belum efektif karena belum menunjukkan perubahan yang signifikan dari kinerja lalu lintas sebelumnya di Jl. KH. Wahid Hasyim nilai derajat kejenuhan sebelum SSA sebesar 0.46 dan setelah SSA sebesar 0.70, di Jl. Masjid Raya nilai derajat kejenuhan sebelum SSA sebesar 0.41 dan setelah SSA sebesar 0.30 dan di Jl. Andi Mallombasang nilai derajat kejenuhan sebelum SSA sebesar 0.60 dan setelah SSA sebesar 0.72. Menurut pengguna jalan, SSA dinilai kurang efektif karena volume kendaraan dan waktu tempuh yang masih tinggi.