Sulawesi Selatan sebagian wilayahnya merupakan lahan pertanian. Melihat potensi lahan ini memungkinkan menyerap tenaga kerja yang besar dalam mengolah, pada kenyataannya jika lahan pertanian tidak diolah dengan baik maka tanaman pengerat seperti Gulma akan mengurangi produksi pertanian. Proses pengolahan gulma masih secara tradisional dengan mengggunakan cangkul dan sabit dengan tenaga manusia , selain itu butuh waktu dan tenaga yang banyak untuk menyelesaikannya. Sektor pertanian merupakan sektor yang banyak menyerap tenaga kerja, karena dalam pengolahan lahan memerlukan tenaga yang lebih dari satu orang.
Melihat masalah tersebut perlu adanya upaya yang dilakukan dalam mengatasi hal tersebut sehingga pengoalahan lahan pertanian dapat dikerjakan lebih mudah dan cepat.
Dalam suatu lahan pertanian perlu dilakukan perawatan pada tanaman sehingga hasil pertanian dapat berlimpah, Salah satu tahap yang paling banyak memerlukan tenaga besar dalam pengolahan adalah penyiangan.
Penyiangan adalah penghilangan rumput atau tanaman liar di sekitar tanaman yang sedang kita rawat. Rumput atau tanaman liar perlu dihilangkan karena menimbulkan penghalangan tumbuhnya tanaman yang sedang kita rawat, kompetisi penyerapan hara, ruang, cahaya, dan CO2, penularan penyakit karena adanya rumput atau tanaman liar yang mempunyai penyakit sama dengan tanaman yang sedang kita tanam, pemakanan atau perusakan tanaman kita oleh serangga, karena ada rumput atau tanaman liar yang menjadi sarang atau tempat mencari makan serangga.
Proses penyiangan yang dilakukan oleh petani saat ini yaitu dengan cara tradisional dengan menggunakan cangkul dan sabit Cara ini memerlukan waktu, tenaga dan biaya besar, disamping kesulitan tenaga kerja. Untuk mengatasi hal tersebut, maka akan di rancang ulang alat penyiang tanaman dengan metode Redesain mesin penyiang gulma yang bertujuan untuk memudahkan penyiangan dalam sektor pertanian. dengan tenaga utama mesin diesel.