Indonesia sebagai sebuah negara yang terletak di daerah tropis memiliki iklim dengan rata-rata suhu yang cukup tinggi, sehingga kebutuhan akan mesin pendingin udara/ruangan (AC) sangat tinggi. Tetapi permasalahan yang timbul akibat penggunaan mesin pendingin ruangan yang merupakan dampak negatif dari penggunaan mesin pendingin ruangan yaitu antara lain (1) menggunakan energi yang besar, (2) pencemaran lingkungan dari penggunaan freon yang dapat merusak ozon (3) harga pengadaannya yang mahal.
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan mesin pendingin ruangan maka dipandang perlu untuk melakukan pengembangan mesin pendingin ruangan yang merupakan tujuan dari penelitian ini. Adapun tujuan jangka pendek penelitian ini adalah mengembangkan mesin pendingin ruangan yang memiliki kriteria hemat energi dan ramah lingkungan sedangkan tujuan jangka panjang penelitian ini adalah mengatasi permasalahan global yaitu penggunaan energi sangat besar serta pemanasan global akibat penggunaan mesin pendingin ruangan yang menggunakan freon.
Metode yang digunakan dalam penyelesaian masalah adalah mengembangkan mesin pendingin ruangan yang memiliki keunggulan (1) hemat energi karena tidak menggunakan kompresor, (2) ramah lingkungan karena tidak menggunakan freon sebagai fluida kerjanya, (3) memberikan alternatif lain kepada masyarakat dalam menggunakan mesin pendingin ruangan dengan harga rendah karena komponennya berkurang.
Penelitian yang sama sudah dilakukan sebelumnya, namun kali ini sedikit berbeda dengan menambahkan heat exchanger dengan aliran tak campur pada rangkaian instalasinya. Akan tetapi hasil penelitian yang ditargetkan tetap sama yakni sebuah kinerja mesin pendingin ruangan yang memanfaatkan energi laten pencairan es dengan aliran tak campur yang hemat energi, ramah lingkungan dan harganya bersaing.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil dari pengujian AC dengan menggunakan es sebagai fluida kerja mampu menurunkan temperatur ruangan. Dimana hasil yang diperoleh lebih rendah dari pengujian temperatur ruangan tanpa AC dan dengan penggunaan AC ber-freon pada temperatur 25oC. Meskipun masih terlihat bahwa pengujian temperatur ruangan dengan menggunakan AC ber-freon pada temperatur 16o C masih lebih baik dibandingkan pengujian temperatur ruangan dengan menggunakan es sebagai fluida kerja. Dan jika dibandingkan dengan pengujian sebelumnya yang tidak menggunakan Heat Exchanger pada pendingin air diperoleh efisiensi pengujian ini lebih rendah, akan tetapi konsumsi penggunaan es sebagai fluida kerjanya lebih hemat.