Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sumber-sumber penyebab menurunnya kapasitas Shannon di Kota Makassar, khususnya di kelurahan Antang dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas Shannon pada jaringan LTE yang dilakukan dengan pengukuran metode drive test menggunakan TEMS Pocket dan monitoring parameter hasil drive test secara visual menggunakan software TEMS Investigation 23.1.
Dari hasil pengukuran diperoleh banyaknya informasi yang berhasil dikirim paling besar yaitu 56.9 Mbps pada saat kondisi SINR 19 dB, skema modulasi 64 QAM, RSRP -64 dBm, RSSI -31 dBm, dan RSRQ -11 dB. Kemudian, banyaknya informasi yang berhasil dikirim turun sebesar 17.18 Mbps pada saat kondisi SINR turun menjadi 14 dB, skema modulasi berubah menjadi 16 QAM, RSRP turun menjadi -67 dBm, RSSI turun menjadi -36 dBm, dan RSRQ tetap dengan nilai -11 dB. Lalu, banyaknya informasi yang berhasil dikirim turun lagi sebesar 11.8 Mbps pada saat kondisi SINR turun lagi menjadi 12 dB, skema modulasi berubah menjadi QPSK, RSRP turun lagi menjadi -76 dBm, RSSI turun lagi menjadi -42 dBm dan RSRQ tetap dengan nilai -11 dB.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas Shannon pada jaringan LTE adalah SINR dan skema modulasi yang akan berpengaruh pada jumlah BER yang dihasilkan, parameter RSRP, RSSI, dan RSRQ.