Dalam era globalisasi saat ini, kebutuhan akan sumber energi sangat besar. Ini terlihat dari laju pertumbuhan pembangunan termasuk didalamnya pertumbuhan penduduk dan kebutuhan energi di bidang transportasi, industri dan rumah tangga yang semakin meningkat. Seperti yang telah diketahui, minyak bumi sebagai sumber energi utama yang memegang peranan penting secara komprehensif dalam sendi kehidupan akan terus meningkat dimasa yang akan datang. Sebagai sumber energi yang tidak dapat diperbarui, minyak bumi (bahan bakar minyak) masih menjadi pilihan utama oleh masyarakat sehingga dapat mengakibatkan menipisnya cadangan minyak bumi. Oleh karena itu, ide untuk memanfaatkan sumber – sumber energi alternatif yang menghasilkan daya guna dan efisiensi yang lebih tinggi dan memiliki kelayakan teknis, serta dapat di terima masyarakat dan ramah lingkungan adalah pilihan utama. Salah satu energy alternatif yang dapat dimanfaatkan ialah jerami sebagai biomassa dari limbah pertanian.
Indonesia sebagai negara agraris mempunyai potensi biomassa yang beragam dan pada saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Pada kondisi dimana sebagian bahan bakar fosil masih disubsidi dan tingkat teknologi pada status komersial masih sedikit, jenis biomassa yang berpotensi untuk dimanfaatkan pada saat ini adalah biomasa dari jenis limbah produk pertanian dan jenis biomasa yang penggunaannya tidak berkompetisi dengan produk pangan atau bahan baku industri lainnya.
Limbah pertanian yang selama ini merupakan masalah umum didaerah pedesaan dan sering menimbulkan permasalahan, karena menjadi satu penyebab pencemaran lingkungan. Salah satunya ialah jerami yang merupakan produk sampingan dari proses penggilingan padi. Ada beberapa masalah dalam penanganan jerami yang dihadapi oleh masyarakat petani. Pertama, bagaimana menggunakan jerami untuk mendapatkan keuntungan, dan kedua, apabila tidak terjual akan dibakar, sehingga akan menimbulkan polusi pada waktu pembuangan atau pembakaran. Diperkirakan saat ini sebagian besar jerami sisa penggilingan padi tidak dipakai atau dibakar karena penggunaan jerami di Indonesia masih sebatas pada beberapa hal seperti digunakan alas untuk ternak, kompos, dan media pertumbuhan jamur, sedangkan produksi padi di Indonesia termasuk melimpah .
Data survey Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBPMP) menunjukkan bahwa limbah padi berupa jerami pada penggilingan padi besar (PPB), hampir 90% dibiarkan di sawah sebagai bahan organik, atau dibakar pada musim kemarau. Jerami hanya dimanfaatkan untuk mempertahankan tingkat kesuburan lahan sawah dengan terlebih dahulu diolah menjadi kompos.