Metrologi adalah ilmu tentang pengukuran besaran teknik yang memegang peranan penting dalam produksi. Berkaitan dengan kualitas geometrik komponen mesin atau peralatan, maka metrologi geometrik ini berfungsi sebagai cara untuk mengukur apakah karakteristik geometrik masih memenuhi spesifikasi geometrik.
Metrologi geometrik berkembang sesuai dengan kemajuan proses pembuatan serta tuntutan atas kenaikan kualitas dari berbagai mesin dan peralatan. Meskipun demikian, perlu disadari bahwa setiap proses pengukuran pun serupa dengan proses pembuatan yaitu tidak terlepas dari terjadinya kesalahan. Oleh karena itu, pemahaman atas ilmu dan teknologi metrologi ini merupakan salah satu kunci untuk memajukan industri permesinan pada khususnya dan industri mesin serta peralatan pabrik pada umumnya.
Keterampilan seseorang dalam melakukan proses pengukuran dan kemampuan untuk menganalisis hasil pengukuran sangat bergantung pada pengetahuan mengenai alat ukur dan cara pemakaiannya. Sementara itu jenis alat ukur yang dikenal di dalam metrologi industri beraneka ragam mulai dari yang umum sampai yang khusus dibuat untuk pengukuran tertentu. Dari segi pemakaiannya alat ukur dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu alat ukur langsung, alat ukur tak langsung, alat ukur sudut, alat ukur kerataan, kelurusan dan kedataran, metrologi ulir, metrologi roda gigi, alat ukur kebulatan dan beberapa kesalahan bentuk, dan alat ukur kekasaran permukaan.
Dari pengamatan yang dilakukan di Laboratorium Pengujian Bahan dan Metrologi Politeknik Negeri Ujung Pandang diketahui bahwa benda ukur untuk pengukuran tak langsung masih kurang. Pengukuran tak langsung merupakan salah satu job yang dipraktikkan mahasiswa, dimana untuk job pengukuran tak langsung terdiri dari 4 x 4 jam pertemuan, sedangkan benda ukur yang tersedia hanya terdiri 2 mandrel tirus dan 2 pengukuran radius dalam dan radius luar. Karena tiap job dalam 1 kelompok mahasiswa praktikan terdiri dari 4 – 6 orang sehingga menyebabkan aktifitas mahasiswa dalam praktikum pengukuran tak langsung sangat terbatas. Benda ukur tersebut juga tidak dilengkapi oleh data-data awal ukuran serta proses manufaktur sehingga pembimbing mengalami kesulitan dalam menilai hasil pengukuran mahasiswa yang benar. Keadaan tersebut mengakibatkan kompotensi pembelajaran dalam praktek pengukuran tak langsung sulit tercapai sehingga dibutuhkan penambahan jumlah dan jenis benda ukur.