Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan dan mempunyai lautan yang luas. Sebagai negara yang mempunyai lautan luas, kapal motor merupakan salah satu alat transportasi yang banyak digunakan. Selain sebagai alat transportasi, kapal motor juga digunakan oleh nelayan dalam menjalankan profesinya. Pada pengoperasian kapal motor salah satu komponen yang paling berperan yaitu propeller atau baling-baling yang berfungsi sebagai pengatur laju serta arah gerak. Propeller dipasang pada sebuah poros yang langsung terubung pada mesin penggerak kapal motor sebagai sumber tenaga. Propeller terbuat dari bahan kuningan. Agar propeller dapat berputar mengikuti putaran poros, maka antara poros dan propeller dihubungkan oleh sebuah pasak sebagai penetap. Jenis pasak yang banyak digunakan adalah pasak benam yang berpenampang empat persegi panjang, sehingga pada poros propeller harus dibuat alur pasak (spie).
Metode pembuatan alur pasak pada propeller yang dilakukan selama ini adalah dengan cara manual yaitu dengan cara menggergaji propeller sehingga membentuk alur pasak. Dengan cara seperti ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menggergaji propeller yaitu rata-rata 5 menit 52 detik mulai dari pemasangan dan penggergajian sampai alurnya terbentuk. Selain itu pembuatan alur secara manual tidak mengikuti standar alur pasak, hasilnya tidak teliti, kedalaman alur pasak tidak simetris (terdapat penyimpangan sebesar 0,7–1,6 mm), permukaan alur bergelombang, sehingga kemampuan pasak menahan gaya geser berkurang menyebabkan pasak cepat rusak.