Perkembangan teknologi dewasa ini telah memacu lahirnya mesin-mesin atau peralatan yang semakin canggih. Mesin panen padi merupakan salah satu contoh produk yang saat ini telah dirancang dengan canggih untuk memenuhi berbagai kebutuhan lahan pertanian yang beraneka ragam permasalahannya. Namun demikian, masih terdapat masalah-masalah lain yang tidak mudah untuk diatasi. Sebagai contoh masih banyak daerah di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan yang mempunyai permasalahan kompleks dibidang pertanian sehingga kecanggihan mesin-mesin tersebut tidak dapat dioptimalkan penggunaannya. Penyebabnya dapat ditinjau dari beberapa aspek seperti kondisi alam, ekonomi, pengetahuan, bahkan sampai pada kebiasaan buruk sebagian petani kita saat ini.
Kondisi alam dan lingkungan dibeberapa wilayah pertanian di Sulawesi Selatan sebahagian besar masih tadah hujan karena terkendala tidak adanya pengairan/irigasi, demikian pula faktor cuaca yang tidak menentu,terkadang masih berlangsungmusim penghujan disaat petani mau panen. Hal ini akan menyulitkan petani untuk beraktivitas dikarenakan kondisi lahan yang berlumpur. Dengan menggunakan mesin panen modern sekalipun tetap akan terkendala untuk melewati lahan berlumpur tersebut. Selain itu, dampak negatif lainnya adalah rusaknya lahan akibat mesin tersebut beroperasi pada lahan sawah yang berlumpur.
Mesin perontok padi yang umum seperti Dross sekarang ini sulit digunakan dikarenakan kurangnya petani yang mau terlibat bekerja (memerlukan beberapa tenaga kerja karena mesin tidak terintegrasi dengan pemotong), sedangkan mesin panen lain yang biasa digunakan yaitu mesin panen modern seperti Kubota, Futata, Crown, dan Yanmar. Mesin-mesin panen modern tersebut memiliki harga yang mahal sehingga tidak terjangkau oleh kelompok tani (hanya sebatas disewa). Selain harga yang mahal, mesin-mesin tersebut juga masih mengalami kesulitan beroperasi pada kondisi lahan sawah yang berlumpur