Pesatnya pertumbuhan pembangunan infrastruktur Kota Makassar menuntut adanya ketersediaan lahan. Hal ini dapat menyebabkan degradasi lahan semakin meningkat. Perubahan tata guna lahan merupakan penyebab utama tingginya limpasan air permukaan dibandingkan dengan faktor lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk perubahan nilai limpasan yang terjadi akibat perubahan tata guna lahan yang terjadi pada Jl, Jalur Lingkaran Barat, Kec. Tamalanrea, Kota Makassar. Untuk mengetahui perubahan tata guna lahan yang terjadi pada Jl, Jalur Lingkaran Barat, Kec, Tamalanrea, Kota Makassar pengolahan dilakukan menggunakan metode Overlay sehingga didapatkan hasil pada tahun 2012 Ruang Terbuka Hijau sebesar 340,67 Ha kemudian mengalami penurunan pada tahun 2017 sebesar 274,77 Ha dan pada tahun 2021 sebesar 213,01 Ha. Hasil tersebut memiliki interelasi dengan hasil pengolahan data yang telah dilakukan meggunakan metode Rasional didapatkan hasil volume limpasan pada tahun 2012 sebesar 26,66 m3/detik. Kemudian mengalami peningkatan di tahun 2017 menjadi 30,82 m3/detik. Dan di tahun 2022 sebesar 34,70 m3/detik. Koefisien limpasan mengalami peningkatan sebesar 0,47 selama kurun waktu 10 tahun. Perubahan penggunaan lahan yang terjadi mengakibatkan berkurangnya daerah resapan air sehingga volume limpasan permukaan meningkat yang diikuti dengan meningkatnya nilai koefisien limpasan.