Bata Ringan merupakan salah satu upaya yang dikembangkan untuk mengurangi kelemahan beton, yaitu memiliki berat jenis yang sangat tinggi sehingga beban mati yang dipikul pada suatu bangunan akan menjadi sangat besar. Fly Ash dan Bottom Ash merupakan limbah batu bara yang dimanfaatkan sebagai pengganti semen dan pasir untuk mengurangi timbunan limbah. Pada penggunaan Bottom Ash menarik air yang mempengaruhi workability. Pada penelitian ini, admixture digunakan untuk menghasilkan keketalan adukan beton yang lebih rendah sehingga meningkatkan workability.
Pembuatan bata ringan ini menggunakan metode CLC (Cellular Light Weight Concrete), material limbah dari PT. Makassar Tene, dan admixture yang digunakan berupa superplasticizer type Viscocrette 3115-N. Bata ringan yang direncanakan adalah bata struktural berdasarkan SNI 8640:2018. Variasi subsitusi Fly Ash 0 - 40% dari jumlah semen dan Bottom Ash 0 – 15% dari jumlah pasir untuk 54 benda uji kubus ukuran 15 x 15 cm.
Berdasarkan nilai kuat tekan rata – rata minimum bata struktural pada SNI 8640:2018, maka diperoleh bahwa hanya variasi FBE yang memenuhi standar persyaratan kuat tekan rata – rata minimum bata struktural yaitu 4 – 6 MPa, dimana diperoleh nilai rata – rata kuat tekan yaitu 5,264 MPa. Variasi NFB, FBA, FBB, FBC, dan FBD masuk dalam kategori berat bata ringan 1100 – 1300 kg/m3. Syarat penyerapan untuk bata struktural outdoor yaitu 25% dan diperoleh hanya variasi FBE yang memenuhi pada penggunaan outdoor. Sedangkan variasi NFB, FBA, FBB, FBC, FBD hanya memenuhi pada penggunaan indoor, tapi tidak untuk pasangan dinding kamar mandi. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan admixture dapat menjaga jumlah air pada campuran, namun tidak berpengaruh pada karakteristik terutama pada kuat tekan.