Rumput laut merupakan salah satu sumber daya maritim yang dimiliki Indonesia dan menjadi komoditas ekspor utama dari Indonesia, namun memiliki nilai jual yang rendah. Jenis rumput laut Indonesia yang dikenal baik di pasar global yaitu Eucheuma cottonii, rumput laut jenis ini dapat diolah menjadi karaginan jenis kappa yang bernilai ekonomi tinggi dan memiliki banyak manfaat di berbagai bidang industri. Indonesia masih ketergantungan akan impor karaginan sehingga prarancangan pabrik ini bertujuan untuk mengolah Eucheuma cottonii menjadi kappa karaginan agar mampu menutupi ketergantungan Indonesia akan impor karaginan, meningkatkan devisa negara, serta menurunkan laju pengangguran di Indonesia.
Metode pengolahan Eucheuma cottonii menjadi kappa karaginan pada prarancangan pabrik ini yaitu KCl precipitation. Pada metode ini Eucheuma cottonii dipucatkan menggunakan larutan NaClO 0,2%, lalu dicuci. Selanjutnya dilakukan tahap alkali modifikasi menggunakan larutan KOH 6% suhu 78˚C selama 1 jam dan diekstraksi menggunakan air suhu 85.8˚C selama 2 jam, lalu disaring. Filtrat karaginan kemudian dipresipitasi menggunakan larutan KCl 1% hingga terbentuk gel kappa karaginan. Gel kemudian disaring, dikeringkan, dihaluskan, lalu diayak untuk mendapatkan ukuran partikel 80 mesh.
Hasil dari prarancangan ini yaitu pabrik memiliki kapasitas 6000 ton/tahun dan direncankan mulai beroperasi pada tahun 2026. Pabrik berlokasi di Kec. Mandalle, Kab. Pangkep, Sulawesi Selatan. Bentuk badan perusahaan yang direncanakan yaitu Perseroan Terbatas (PT) dengan sistem organisasi garis dan staff dan jumlah karyawan 225 orang. Pabrik ini layak untuk didirikan karena memberikan keuntungan yang ditinjau dari segi ekonomi, yaitu nilai ROI sebesar 58,54%, POT selama 3,63 tahun, IRR sebesar 29,208%, dan BEP sebesar 40,88%.