Banjir merupakan salah satu bencana alam yang terjadi di Indonesia. Bencana ini terjadi pada daerah perkotaan sinjai setiap tahunnya yang disebabkan oleh Sungai Sinjai dan Sungai Tangka. Meskipun terdapat infrastruktur berupa tanggul pada beberapa tempat namun belum optimal untuk mengendalikan banjir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi mitigasi bencana banjir yang menjadi rekomendasi dalam penanganan banjir. Metode yang digunakan untuk menganalisis karakteristik DAS dengan aplikasi ArcGIS dan HEC-HMS, simulasi numerik 2D dengan HEC-RAS, pemodelan daerah rawan banjir dengan aplikasi ArcGIS, dan strategi mitigasi dengan menggunakan kolam retensi. Hasil penelitian berdasarkan analisis karakteristik DAS menggunakan aplikasi HEC HMS diperoleh debit banjir rancangan hasil analisis HSS SCS dengan debit banjir Q20 pada DAS Sinjai sebesar 710,80 m3/detik dan DAS Tangka sebesar 1770,10 m3/detik. Hasil pemodelan daerah rawan banjir menunjukkan terdapat 22 Desa/Kelurahan dari 5 Kecamatan yang mengalami dampak akibat luapan banjir dari kedua Sungai dengan luas total area yang terdampak sebesar 10,2 km2. Solusi untuk mengatasi banjir kedua Sungai tersebut dilakukan dengan pembuatan kolam retensi untuk volume tampungan maksimum pada Sungai Sinjai sebesar 1.169.000 m3 dan Sungai Tangka sebesar 1.123.438 m3 serta tampungan normal Sungai Sinjai sebesar 545.718 m3 dan Sungai Tangka sebesar 321.099 m3 dengan total yang direduksi 7,4 km2 atau 72,61 % dari luas genangan sebelum adanya kolam retensi. Untuk memaksimalkan pengendalian banjir perlu dilakukan kombinasi menggunakan tanggul dengan perencanaan elevasi top tanggul adalah elevasi muka air banjir berdasarkan debit banjir dengan penambahan tinggi jagaan 1,0 m. Estimasi anggaran biaya untuk pembuatan kolam retensi dan tanggul Sungai Sinjai adalah sebesar Rp. 164.916.996.000, sedangkan untuk Sungai Tangka biayanya adalah sebesar Rp. 221.874.897.000.